Liputan6.com, Yogyakarta Wates sebagai pusat kota Kulonprogo, dahulu penuh dengan sarana hiburan seperti bioskop Mandala Theater yang ada di Jalan Diponegoro, Wates, Kulonprogo. Budayawan Kulonprogo Joko Mursito mengatakan dirinya pernah mengalami bagaimana hitsnya bioskop di Wates itu.
"Saya pendatang, tapi masih menangi bioskop itu. Sekitar tahun 96-97 mulai ga ada (bioskop). Itu tanah kas desa," katanya kepada Liputan6.com Kamis (9/1/2020).
Bioskop Mandala Theater ini menurut Joko tutup usaha karena berbagai faktor. Menurutnya ada dua faktor kenapa tempat tongkrongan rakyat waktu itu harus gulung tikar.
Baca Juga
Advertisement
"Regulasi dan kemajuan zaman. Sekarang mudah cari hiburan dan informasi," katanya.
Joko menjelaskan bioskop Mandala Theater waktu itu menjadi daya tarik masyarakat dalam mencari hiburan di Wates. Namun menurutnya di tahun itu tidak hanya bioskop Mandala Theater Wates yang gulung tikar.
"Tidak hanya di Wates kok, waktu itu semua bioskop pada kukut (gulung tikar) semua. Saya di Wonogiri di era itu hilang. Era kapitalism dikuasai ekonomi yang besar. Kalo sekarang ya untuk ukuran bioskop saat ini tidak layak,"katanya.
Joko menjelaskan era sekarang, masyarakat dimudahkan dalam mencari hiburan. Hal ini karena kemajuan teknologi yang terus meningkat.
"Nasib bioskop Mandala Theater Wates. Sekarang teknologi informasi, hanya dengan smartphone itu sudah dapat informasi. Itu realitas," katanya.
Serunya Bioskop Jadul
Ihsan warga Galur mengatakan bioskop Mandala Theater waktu itu penuh dengan penoton. Terlebih saat pemutaran film gratis bagi pelajar.
"Dulu film kesaktian Pancasila naik truk sama temen-temen. Seru dulu, waktu itu gak bayar karena filmnya kesaktian Pancasila," katanya.
Bahkan saat itu banyak dari warga dari luar Wates menyempatkan waktu melihat film terbaru di era 90-an. Malam minggu hampir ramai di seputaran bioskop Mandala Theater ini.
"Kalo sudah masuk akhir pekan wah ramai banget sampai depan bioskop," katanya.
Sementara itu Warga Pengasih, Pengasih, Pengasih Kulonprogo Surat mengatakan saat itu filmnya dari berbagai macam mulai dari pop hingga sejarah.
"Filmnya sejenis perang, sejarah, perjuangan. Karena saya dulu karyawan pabrik es (pemilik bioskop) jadi ga bayar masuknya," katanya.
Namun saat ini Bioskop Mandala Theater berubah fungsinya. Mulai dari tempat olahraga hingga menjadi gudang.
"Setelah bioskop itu ada dipakai untuk futsal, baru kemudian dipakai untuk gudang KPU. Sekarang yang kelola ga tau," katanya.
Advertisement
Minim Hiburan
Menurut Joko Mursito banyak hal yang harus dilihat dengan tidak adanya bioskop sebagai media hiburan rakyat terkini. Termasuk kemajuan zaman yang membuat media hiburan tidak lagi seperti dahulu.
"Kemajuan zaman yang berakibat pada banyak hal termasuk.spase ruang hiburan. Dulu di Wates ada Ketoprak Tobong sebulan itu tiket penuh. Kalo sekarang dituntut ketoprak tobong massanya harus banyak ? ya tidak. Dulu dan sekarang sudah beda. Yutub ada apa saja ya dicari," katanya.
Hiburan zaman dahulu yang dapat menarik massa banyak pernah dilakukan di Wates. Namun event atau acara hiburan yang menarik massa banyak saat ini jarang digelar lagi.
"Pernah bawa Mulyadi manusia tertinggi di Indonesia dan Jabrik menarik mobil pakai gigi, Imron pakai rambut kita pernah gelar. Ya ramai banget pas itu," katanya.
Menurutnya ada acara hiburan yang dapat menarik warga Kulonprogo adalah acara yang gratis. Sebab, hiburan bagi orang Kulonprogo belum menjadi kebutuhan yang harus mengeluarkan uang.
"Kulonprogo atau Wates yang menarik (rakyat) ya yang gratis. Hiburan bagi mereka belum kebutuhan yang harus dibeli," katanya.
Saat ini jarangnya acara hiburan rakyat membuat Kulonprogo atau Wates kering dengan hiburan. Menurut Joko, keringnya hiburan ditutup dengan acara seni kebudayaan yang tumbuh di Kulonprogo dengan Dana Keistimewaan DIY.
"Itu (mengikuti perubahan) keniscayaan ketika kulonprogo mengikuti majunya pembangunan. Tapi sekarang hiburannya apa, tapi untungnya ada Dais untuk kegiatan kebudayaan. Kalo ga ada ya sepi. Dais bisa hidupkan hiburan dari segi budaya sampai ke pelosok desa,"katanya.
Simak video pilihan berikut:
Program Bioskop Rakyat dan Sekolah Film
Joko Mursito yang juga selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulonprogo menjelaskan pemerintah Kabupaten Kulonprogo memiliki program dengan dunia film. Hal ini didasari dari perkembangan film di Kabupaten Purbalingga, sehingga akan dibuat sekolah film.
"Pertengahan tahun ini akan ada sekolah film pertama kali. Ini berangkat karena iri dengan Purbalingga. Mereka hanya butuh tiga orang untuk menggerakkan,"katanya.
Beberapa waktu terakhir pihaknya juga membuat workshop film. harapannya dunia film dapat tumbuh juga di Kabupaten Kulonprogo.
"Tahun 2021 kita berharap akan ada festival film Jawa Bali," katanya.
Selain itu pihaknya juga bermimpi Kulonprogo memiliki bioskop rakyat. Hal ini demi menaikkan juga menggairahkan perfilman di Kulonprogo.
"Bermimpi punya bioskop rakyat. Sederhana tidak semewah tempat biasa saja tidak perlu ac. Ada jendela dibuka. Kalo mau rokok ya dibuka. Masuknya seribu atau dua ribu untukmelihat film yang diputar," katanya.
Namun bioskop rakyat ini harus dilakukan oleh warga. ia pun optimis jika bioskop rakyat dapat terlaksana entah diawali dahulu dari oleh pecinta film.
"Ini mimpi, agar mereka punya alternatif hiburan. Bioskop rakyat. Itu ijinnya gampang juga kan," katanya.
Advertisement