Rupiah Menguat Usai Tensi Geopolitik AS dan Iran Mereda

Nilai tukar rupiah berpotensi menguat di kisaran 13.800-13.820 per dolar AS dengan potensi resisten di 13.900 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 10 Jan 2020, 12:25 WIB
Teller menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Selasa (15/10/219). Hari ini rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Jumat ini. Penguatan ini setelah tensi geopolitik Amerika Serikat dan Iran mereda.

Mengutip Bloomberg, Jumat (10/1/2020), rupiah dibuka di angka 13.854 per dolar AS, tak berubah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Menjelang siang, rupiah menguat ke 13.757 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 13.757 per dolar AS hingga 13.854 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 0,44 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.812 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.860 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat masih menguat setelah tensi geopolitik Amerika Serikat dan Iran mereda.

Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menjelaskan, meredanya ketegangan Timur Tengah untuk saat ini menjadi pendorong pelaku pasar kembali ke aset berisiko termasuk rupiah.

"Optimisme soal hubungan dagang AS- China setelah China mengonfirmasi jadwal penandatanganan kesepakatan dagang fase satu tanggal 15 Januari ini, membantu penguatan aset berisiko termasuk rupiah," ujar Ariston dikutip dari Antara.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kesepakatan Dagang

Teller menunjukkan mata uang dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Fokus pasar mulai beralih kembali ke ekonomi global, dengan harapan bahwa Amerika Serikat dan China akan menandatangani kesepakatan perdagangan minggu depan.

Investor berpikir kesepakatan itu akan menghapus salah satu ketidakpastian terbesar dan membantu mendorong pertumbuhan global tahun ini, meskipun beberapa orang berpikir bahwa pandangan itu terlalu optimis.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini berpotensi menguat di kisaran 13.800-13.820 per dolar AS dengan potensi resisten di 13.900 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya