Ulang Tahun ke-10, Bukalapak Kantongi 70 Juta Pengguna Aktif

Bukalapak sampai sekarang berhasil membantu 5 juta pelaku UMKM, 3 juta mitra, dan melayani 70 juta pengguna aktif.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 10 Jan 2020, 13:23 WIB
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin saat diwawancarai media usai Perayaan 10 Tahun Bukalapak, Jumat (10/1/2010). (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak genap berusia 10 tahun. Startup asli Indonesia besutan Achmad Zaky cs ini telah tumbuh sebagai perusahaan rintisan bergelar unicorn atau memiliki valuasi lebih dari satu miliar dolar AS.

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam sambutannya mengatakan, hanya ada 4 persen perusahaan yang bisa bertahan lewat dari 10 tahun.

Ia juga mengumumkan pencapaian Bukalapak di usianya yang ke-10. Salah satunya adalah puluhan juta pengguna yang aktif menggunakan platform Bukalapak.

"Mas Zaky telah berhasil membangun suatu organisasi dari nol dan organisasi tersebut sampai sekarang berhasil membantu 5 juta pelaku UMKM, 3 juta mitra, dan melayani 70 juta pengguna aktif," kata Rachmat dalam Perayaan Ulang Tahun ke-10 Bukalapak di Kantor Pusat Bukalapak di Kawasan Lebak Bulus, Jakarta, Jumat (10/1/2019).

Padahal kata Rachmat, pertama didirikan pada 2010, Bukalapak berawal dari mimpi untuk menaik kelaskan pelaku UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia dengan bantuan teknologi.

 


Mengubah Hidup Banyak Orang

Para petinggi Bukalapak, termasuk CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin berserta Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid dan Co-Founder Bukalapak Achmad Zaky dalam foto bersama. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Rachmat juga mengatakan, Bukalapak ingin terus berupaya untuk mengubah hidup banyak orang secara lebih baik dengan memberdayakan UMKM lewat teknologi dan inovasi.

"Kami ingin agar pelapak dan mitra UMKM kami bisa berjualan barang yang jenisnya lebih banyak, baik itu online maupun offline, nasional atau internasional, dan agar para pengguna bisa mendapatkan barang-barang dengan kualitas dan harga terbaik secara aman dan nyaman," kata Rachmat.

Mantan Direktur Keuangan dan Perencanaan di Bank Bukopin ini juga mengatakan, di Indonesia, bisnis online masih sangat luas kesempatannya.

"Trade e-commerce ini sendiri baru sekitar 5 persen, jadi 95 persen transaksi masih terjadi offline. Kami akan selalu coba bantu perdagangan dengan teknologi. Itu niat kami. Karena semakin lama, pasar semakin luas dan transaksi semakin efisien," tutur Rachmat.

(Tin/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya