Amankah Mencampur BBM untuk Sepeda Motor?

Masih ada yang percaya dengan mencampur dua jenis BBM seperti Pertamax dan Pertalite akan berdampak baik untuk mesin. Hal tersebut rupanya bisa menimbulkan efek buruk untuk kendaraan.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jan 2020, 17:00 WIB
Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Masih ada yang percaya dengan mencampur dua jenis BBM seperti Pertamax dan Pertalite akan berdampak baik untuk mesin. Hal tersebut rupanya bisa menimbulkan efek buruk untuk kendaraan.

Seperti dilansir dari laman Wahana Honda, para ahli teknik mesin mengungkapkan bahwa mencampur Pertamax dengan Pertalite bisa berdampak buruk.

Fitur tambahan yang terkandung dalam Pertamax juga akan hilang. Contohnya, Pertamax memiliki kandungan yang bisa membersihkan kerak pada mesin. Jika dicampur, kandungan tersebut akan hilang.

Selain itu, proses pembakaran juga tidak akan optimal karena percampuran dua bahan bakar berbeda oktan tersebut. Sedangkan dampak jangka panjangnya, akan membuat mesin mengalami knocking atau ngelitik.

Sejumlah sepeda motor terkini dilengkapi dengan sensor BBM. Jika mendeteksi percampuran bahan bakar yang tidak semestinya, indikator sensor tersebut akan menyala.

Sumber: Otosia.com


Bobot Ringan Bikin Mobil Lebih Irit, Ini Buktinya

Sebelum memutuskan untuk membeli mobil, banyak hal yang perlu dipertimbangkan terlebih dahulu. Banyak pabrikan yang menawarkan beragam model dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Iming-iming irit BBM menjadi salah satu bahan pertimbangan konsumen. Berbicara soal efisiensi BBM, bahkan pemilik mobil biasanya melakukan sejumlah penyesuaian agar mobilnya bisa irit.

Ternyata, efisiensi BBM itu memiliki korelasi dengan berapa bobot kendaraan. Seperti dikutip dari laman Daihatsu Indonesia, pabrikan Jepang ini pernah membuat kendaraan kompak dengan pertimbangan bobot untuk efisiensi BBM.

Itu dilakukan pada tahun 1963, dengan membuat Daihatsu Sport yang memiliki berat 710 kg. Setahun kemudian mereka membuat Daihatsu Campagno Berlina, seberat 740 kg.

Mobil itu merupakan mobil pertama yang diekspor ke Inggris. Konsumsi BBM-nya diklaim mencapai 40,58 km per liter.


Daihatsu Charade

Lalu, pada tahun 1977, Daihatsu Charade hadir dengan berat 650 kg. Daihatsu Charade memiliki klaim konsumsi BBM 17,57 km per liter.

Dari apa yang dilakukan Daihatsu bertahun-tahun lalu tersebut didapati bahwa Daihatsu Campagno Berlina yang berbobot ringan, terbilang cukup efisien. Prinsip itu yang kemudian dipegang oleh Daihatsu.

Sumber: Otosia.com 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya