Pakar: Kru Pesawat Boeing 737 Ukraina Kemungkinan Tak Sadar Diincar Rudal Iran

Pesawat Boeing 737 yang digunakan maskapai Ukraina jatuh di Iran dan disinyalir akibat rudal salah sasaran.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Jan 2020, 20:10 WIB
Tim penyelamat mengumpulkan jasad korban jatuhnya pesawat Boeing 737-800 di Shahedshahr, Iran, Rabu (8/1/2020). Pesawat sempat terbakar di udara sebelum akhirnya jatuh di lahan pertanian. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Liputan6.com, Jakarta - Kecurigaan makin menguat bahwa pesawat Boeing 737 milik Ukraina yang jatuh di Tehran merupakan akibat terkena tembakan rudal. Pesawat itu jatuh beberapa jam setelah Iran menyerang pangkalan militer AS pada Rabu kemarin. 

Mengutip VOA Indonesia, Jumat (10/1/2020), Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka menyuarakan dugaannya bahwa Iran sengaja menembak jatuh pesawat komersil Ukraina.

Namun sumber pemerintah mengatakan kepada VOA bahwa petugas AS telah memeriksa data dan citra satelit yang diyakini menunjukkan pesawat itu, tepat setelah lepas landas dari Tehran, terkena misil buatan Rusia secara tidak sengaja.

Pemerintah Inggris dan Kanada juga meyakini pesawat tidak sengaja ditembak

Rudal Iran yang dicurigai menyerang pesawat itu adalah buatan Rusia, yakni  Tor-M1. Mengutip The Moscow Times, rudal itu adalah bagian sistem pertahanan jarak dekat. Rudal itu bisa mengejar target hingga ketinggian 6.000 meter dan jarak 12 kilometer.

Rudal ini juga dilengkapi sistem untuk mengecoh radar. Peneliti dari Middlebury Institute of International Studies, Michael Duitsman, memperkirakan kru pesawat tidak sadar sedang diincar rudal mematikan itu.

"Mereka kemungkinan tidak menyadari hal tersebut," ujar Duitsman. "Begitu lepas landas, para pilot kemungkinan sibuk dengan hal-hal lainnya," lanjutnya.

Pejabat Iran tetap menyatakan bahwa pesawat Boeing 737-800 mengalami kegagalan mesin fatal di ketinggian 2.400 meter, Rabu waktu setempat. Seluruh penumpang berjumlah 176 orang dengan tujuan Kyiv tewas, termasuk warga negara Kanada.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Iran Bersikeras Pesawat Jatuh Akibat Kesalahan Teknis

Suasana saat tim penyelamat mencari korban pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, Iran, Rabu (8/1/2020). Seluruh penumpang beserta kru yang berada dalam pesawat tersebut dilaporkan tewas. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Sementara Iran masih berpegang pada versi resmi bahwa pesawat Boeing 737 itu jatuh akibat masalah mesin. Meski demikian, Iran justru ogah menyerahkan blackbox. 

Terkini, Iran telah mengundang perwakilan AS untuk melakukan investigasi. Dewan Keamanan Transportasi Nasional AS sedang mengevaluasi partisipasi mereka, demikian laporan AP News.

Pemerintah Kanada juga meminta agar pihaknya dilibatkan dalam investigasi. Korban dari Kanada merupakan yang terbesar kedua di insiden ini. 

Perdana Menteri Kadana Justin Trudeau percaya bahwa pesawat itu jatuh akibat ditembak.

"Kami mendapatkan intel dari beragam sumber termasuk sekutu-sekutu kita dan anggota intel kita. Bukti menunjukan bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal darat ke udara milik Iran," ucap Trudeau.


Warga Negara Korban Jatuhnya Pesawat Boeing 737 di Tehran

Tim penyelamat membawa jasad korban jatuhnya pesawat Boeing 737-800 di Shahedshahr, Iran, Rabu (8/1/2020). Korban tewas terdiri dari 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, 4 warga Afghanistan, 3 warga Jerman, dan 3 warga Britania Raya. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Berikut daftar warga negara pesawat Boeing 737 berdasarkan keterangan Menteri Luar Negeri Ukraina Vadym Prystaiko:

- 82 warga Iran

- 63 warga Kanada

- 11 warga Ukraina (termasuk sembilan kru pesawat)

- 10 warga Swedia

- 4 warga Afganistan

- 3 warga Jerman

- 3 warga Britania Raya

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya