Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) belum berencana memberi suntikan modal bagi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Walaupun saat ini Jiwasraya membutuhkan dana Rp 32,89 triliun agar bisa mencapai rasio kecukupan modal atau Risk Based Capital (RBC) minimal 120 persen.
"Kita belum bicarakan apakah perlu penambahan modal dari APBN atau tidak," ujar Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Isa Rachmatarwata di Kantor DJKN, Jakarta, Jumat (10/1/2020).
Advertisement
Isa mengatakan, pemerintah hingga kini masih mencari upaya penyelamatan Jiwasraya. Langkah-langkah yang dilakukan akan mengutamakan business to business (B2B).
"Yakni bagaimana selesaikan setiap permasalahan itu B2B. Kemudian juga mencari cara-cara yang dibenarkan oleh regulator dalam hal ini OJK untuk istilahnya, mempertahankan kesinambungan dari polis," paparnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keungan (OJK), Wimboh Santoso membeberkan dua skenario menyelamatkan Asuransi Jiwasraya. Menurutnya, tidak mudah menyelamatkan perusahaan asuransi milik negara tersebut.
"Bahwa ini tidak mudah, tapi tetap harus ada skenario-skenario. Yang pertama kemarin Jiwasraya sudah membentuk anak perusahaan Jiwasraya Putra. Dan Jiwasraya Putra ini sudah diberikan konsesi untuk mengcover asuransi beberapa BUMN," ujarnya di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa 10 Desember 2019.
Anak usaha tersebut akan menarik investor. Sehingga dengan menjalankan bisnis, maka anak usaha bisa menambah cashflow (aliran dana) kepada usaha induknya.
"Jiwasraya Putra ini akan melakukan, menarik investor. Karena kan ini bisnisnya sudah ada, sehingga dengan hasil itu bisa untuk men top up cashflow. Tolong nanti cek perkembangannya pengurus Jiwasraya bagaimana prosesnya. Itu step pertama," jelasnya.
Langkah ke dua, kata Wimboh adalah, mempersiapkan mitigasi jangka panjang. Dalam hal ini, OJK telah berkerjasama dengan pemerintah, pemilik dan Kementerian BUMN untuk memperkuat bisnis Jiwasraya.
"Step kedua berikutnya untuk jangka panjang yakni sudah lagi dibicarakan dengan pemerintah, pemilik, bumn bagaimana skenario jangka menengah panjangnya. Sehingga cashflow jangka pendek teratasi dengan cara tadi dan ke depan jangka menengah panjang ada program bagaimana memperkuat bisnis Jiwasraya," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Erick Thohir Jadikan Kasus Jiwasraya Tolak Ukur Kinerjanya
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, dirinya selaku pimpinan tertinggi di Kementerian BUMN akan mendorong agar key performance index (KPI) yang disusun dapat tercapai, sesuai dengan visi presiden.
Salah satunya, menyelesaikan sengkarut perusahaan asuransi Jiwasraya yang dikatakan memiliki resiko sistemik karena masalahnya yang sangat besar.
BACA JUGA
Namun, dalam penyelesaiannya, Erick menegaskan akan fokus dan tidak lempar melempar tanggung jawab.
"KPI (yang lain) yang akan kita push salah satunya yang sedang hot (diperbincangkan publik) Jiwasraya, tapi tetap kita tidak mau lempar-lempar, akan kita pastikan kita cari jalan," ujarnya di Gedung Kementerian BUMN, Jumat (9/1/2020).
Lebih lanjut, dirinya dan tim akan berusaha menyelamatkan Jiwasraya karena menyangkut kepercayaan masyarakat. Apalagi, Pemerintah Provinsi DKI juga memiliki visi yang sama untuk mendatangkan investasi di berbagai bidang, seperti pariwisata dan lainnya.
"Tetapi kepercayaan publik atau kepercayaan masyarakat dunia luar yang lihat ini, yang katanya begini begitu, itu sama saja, apalagi sudah ada komplain dari warga asing (tepatnya) Korea. Saya rasa kita nggak bisa diam-diam aja," tuturnya.
Oleh karenanya, Erick memohon dukungan semua pihak agar masalah Jiwasraya dapat terselesaikan sesegera mungkin.
"Jadi saya mohon dukungan dari para pemegang kebijakan, tidak hanya kementerian tapi pemimpin daerah lain karena tidak mungkin kita bisa berjalan (jika tidak bersama-sama)," tutupnya.
Advertisement