Liputan6.com, Jakarta - PT Asabri (Persero) tengah menjadi sorotan, mulai dari isu rontoknya beberapa investasi sahamnya hingga dugaan korupsi di atas Rp 10 triliun seperti yang disampaikan Menkopolhukam Mahfud MD.
Kondisi ini sering dikaitkan dengan kasus Jiwasraya yang kini tengah ditangani Kejaksaan Agung. Lalu, apakah Asabri akan bernasib sama seperti Jiwasraya?
Menurut analis saham dari Universal Broker Indonesia Satrio Utama, portofolio saham Asabri sebenarnya masih lebih "kecil" dibanding Jiwasraya.
"Kalau lihat portofolio sahamnya, ini memang tidak sebesar Jiwasraya, ini akan lebih mudah jadi kasus korupsi ketimbang Jiwasraya," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (9/1/2020).
Baca Juga
Advertisement
Hal itu dikarenakan saham yang terdapat dalam portofolio jelas dan, lanjut Satrio, pergerakannya menggunakan pola Pump and Dump.
Pump and Dump sendiri merupakan skema pergerakan saham yang tidak menggunakan mekanisme pasar yang wajar. Hal ini tentu dilakukan untuk menguntungkan suatu pihak tertentu.
"Biasanya pergerakan harga beli dan jual lebih pesat, tidak wajar ditemui dalam mekanisme pasar," paparnya.
Pengamat Pasar Modal Budi Frensidy menambahkan, rerata saham yang dimiliki Asabri adalah saham small cap yang mudah jadi sasaran untuk dipermainkan segelintir pihak.
"Tapi, saham small cap bukan berarti saham gorengan. Tapi saham tersebut bisa jadi sasaran untuk dimainkan," tutur Budi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penjelasan Asabri
Sementara itu ketika dikonfirmasi, Sekretaris Perusahaan Asabri Meirizal C mengaku masih belum mengetahui secara detail mengenai hal ini dan belum mampu menjelaskannya.
"Saya baru lima hari di posisi saya ini, jadi saya masih belajar. Saya juga bukan dari internal Asabri sebelumnya. Saya belum bisa jelaskan informasinya," jelas Meirizal ketika dikonfirmasi Liputan6.com
Advertisement
Menteri BUMN Erick Thohir Angkat Suara Soal Asabri
Sebanyak 14 emiten yang tercatat masuk dalam portofolio saham milik perusahaan asuransi khusus TNI dan Polri, PT Asabri, mengalami kerontokan nilai. Nilai saham yang didekap oleh Asabri ini anjlok hingga 80-90 persen.
Menurut pengamat pasar modal Budi Frensidy, hal itu dikarenakan saham-saham yang miliki rata-rata adalah saham small cap, alias rentan dimainkan oleh sebagian pihak demi meraup keuntungan pihak tertentu.
Lantas, apakah Asabri terindikasi tersandung skandal seperti yang dialami Jiwasraya kini?
Menteri BUMN Erick Thohir mengaku, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) belum mengeluarkan audit apapun untuk Asabri, berbeda dengan Jiwasraya.
"Ini baru Jiwasraya. BPK sudah keluarkan audit untuk Jiwasraya, kalau Asabri belum ada," ujarnya di Kementerian BUMN, Jumat (10/1/2020).
Lebih lanjut, dirinya juga enggan berkomentar apapun karena belum mengetahui laporan mengenai Asabri.
"Saya belum siap bicara soal Asabri karena belum tahu. Belum tahu, orang belum review," ungkapnya.