PBNU: Banjir Bukan Hanya karena Tuhan, Tapi Kecerobohan

Banjir menerjang sejumlah wilayah di Tanah Air pada awal 2020. Salah satunya Jakarta.

oleh Yopi Makdori diperbarui 11 Jan 2020, 14:10 WIB
Warga memilah sampah sisa banjir yang dikumpulkan dari sepanjang Kali Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (9/1/2020). Sampah sisa banjir tersebut selanjutnya akan dibawa menggunakan truk pengangkut ke TPA Bantar Gebang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bencana banjir menerjang sejumlah wilayah di Tanah Air pada awal 2020. Salah satunya Jakarta. Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj mengingatkan, banjir terjadi bukan hanya karena kehendak Tuhan.

Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) itu mengatakan, banjir juga dikarenakan kecerobohan manajemen banjir.

"(Karena) Manajemen banjir yang tidak dilakukan dengan baik, tumpang tindih, tidak karuan," kata Said Aqil di Kantor Persekutuan Gereja-Greja di Indonesia (PGI), Jakarta, Sabtu (11/1/2020).

Menurut dia, kekurangan koordinasi antara Menteri PUPR dengan Gubernur Jakarta mengenai banjir, tercermin dari omongan keduanya yang kontradiktif.

"Antara Menteri PUPR dan gubernur tabrakan ngomongnya saat diwawancarai," kritik Said Aqil.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sambutan

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (Liputan6.com/Johan Tallo)

Hal itu diungkapkan Said Aqil dalam sambutannya untuk membuka acara pengukuhan keanggotaan LPOK. LPOK sendiri merupakan sebuah lembaga yang mewadahi beberapa ormas keagamaan dari semua agama yang diakui di Indonesia.

"Kami sebagai pengurus LPOK berjanji. Satu berjuang, berupaya sekuat tenaga untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," ucap Said Aqil saat pembacaan sumpah pengukuhan pengurus LPOK.

Menurut dia, LPOK juga berkomitmen untuk membangun jati diri bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar serta dihormati di seluruh dunia.

"Kami akan selalu silaturahmi dengan satu sama lain dalam satu wadah dengan penuh persaudaraan yang kita miliki masing-masing dengan semangat toleransi, moderat, saling menghormati, Bhineka Tunggal Ika," tutup Said Aqil.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya