4 Kecamatan Rawan Banjir dan Tanah Longsor di Madiun

Banjir Madiun pada Maret 2019 menerjang 57 desa di 12 kecamatan.

oleh Liputan Enam diperbarui 12 Jan 2020, 16:00 WIB
Banjir di Madiun (Foto: Dok BPBD Provinsi Jawa Timur)

Liputan6.com, Surabaya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, memetakan daerah rawan banjir dan tanah longsor pada 2020. Setidaknya ada 15 desa yang terletak di empat kecamatan yang harus mewaspadai ancaman bencana ini. Kecamatan itu meliputi, Balerejo, Wonoasti, Wungu, dan Danganan.

“Kami melakukan mitigasi bencana dan terus memperbarui pemetaan daerah di Kabupaten Madiun yang rawan bencana,” ujar Muhamdda Zahrowi, Kepala Pelaksana BPBD Madiun, seperti yang dikutip dari Antara, Sabtu, (11/1/2020).

Ia menjelaskan, BPBD mengantisipasi potensi bencana melalui kesiapsiagaan penanggulangan bencana daerah, seperti, membersihkan saluran air, pemangkasan pohon rawan tumbang, dan mendirikan posko penanggulangan bencana di Balerejo. Tidak hanya itu, BPBD juga aktif melakukan sosialisasi perihal tidak membuang sampah di aliran sungai serta sikap tanggap darurat saat curah hujan tinggi.

Sepanjang 2019, BPBD Madiun mencatat 151 kali bencana yang terjadi di wilayahnya. Bencana itu terdari dari 53 kejadian serangan tawon, 22 kali banjir, 32 kejadian angin puting beliung, empat pohon tumbang, lima kali tanah longsor, enam kejadian air meluap, empat kasus orang tenggelam, dua kasus kebakaran, dan tiga kali rumah roboh.

Ia mengungkapkan kejadian banjir besar yang melanda Madiun pada Maret 2019 menjadi catatan penting. Sebab, peristiwa itu mengakibatkan total kerugian lebih dari Rp 54 miliar. Banjir Madiun kala itu menerjang 57 desa di 12 kecamatan.

Sebanyak 5.707 KK dan 497 hektare lahan pertanian terdampak banjir Madiun serta kematian hewan ternak, berupa 10 ekor sapi, 69 ekor kambing, dan 4.058 ekor unggas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya