Menkes Terawan Sebut Tidak Ada Penularan Pneumonia Misterius Tiongkok ke Indonesia

Sampai saat ini, Menkes Terawan menyebut tidak ada penularan pneumonia misterius Tiongkok ke Indonesia.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 12 Jan 2020, 15:00 WIB
Pneumonia misterius Tiongkok tidak ditemukan di Indonesia, kata Menkes Terawan. Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menyebut, sampai saat ini, tidak ada laporan penularan pneumonia misterius Tiongkok ke Indonesia. Pneumonia tersebut masih diinvestigasi untuk ditemukan penyebabnya. Dan ini bukan pneumonia biasa.

Gejala yang dapat diwaspadai berupa demam, batuk, dan sulit bernapas. Selain itu, pneumonia di Tiongkok belum ditemukan, apakah berkaitan dengan SARS atau tidak.

“Memang ini gejalanya pneumonia, tapi belum mampu mendeteksi arahnya ke SARS, dan MERS CoV," kata Terawan dikutip dari laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan, Minggu (12/1/2020).

Kasus pneumonia ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok. Terawan mendapat laporan, jumlah pasien pneumonia misterius semula ada 27 orang. Kemudian informasi terakhir yang didapat, pasien yang mengalami pneumonia misterius meningkat menjadi 59 orang.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


WHO Tidak Keluarkan Travel Warning

Cegah penularan pneumonia dengan menjaga kesehatan. (Foto: Unsplash/ @elidefaria)

Menyoal pneumonia misterius di Tiongkok, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak mengeluarkan travel warning untuk membatasi perjalanan ke sana.

Walaupun begitu Terawan mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI), terutama yang hendak bepergian menjaga kesehatan.

"Saya imbau masyarakat tetaplah hidup sehat, makan cukup, istirahat cukup. Itu paling penting menghadapi situasi seperti ini,” sarannya

Menkes Terawan menambahkan, masyarakat Indonesia tidak perlu panik terhadap kemungkinan penularan pneumonia misterius.

Kementerian Kesehatan sudah berupaya deteksi, yakni dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Dari semua pintu masuk ke Indonesia di bandara atau pelabuhan, ada termo scanner untuk mendeteksi siapa saja yang masuk ke Indonesia terutama dari negara lain.

“Nah, itu upaya preventif kami untuk mendeteksi adanya kasus pneumonia maupun kasus yang lain, SARS yang mungkin bisa masuk ke Indonesia bisa terdeteksi dengan cepat sehingga kita bisa melakukan tindakan yang benar,” tambah Terawan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya