Pemilu Taiwan Usai, Tiongkok Ajak Dunia Tetap Patuhi Prinsip Satu China

Pemilihan umum (Pemilu) di Taiwan dimenangkan calon presiden petahana Tsai Ing-wen.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jan 2020, 16:03 WIB
Usai menggunakan hak suara pada pemilu Taiwan, warga akan ditandai dengan cap khusus. (Liputan6.com Teddy Tri Setio Berty)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan umum (Pemilu) di Taiwan dimenangkan calon presiden petahana Tsai Ing-wen. Kementerian Luar Negeri China pun mengajak masyarakat internasional untuk tetap mematuhi prinsip "Satu China", di mana Taiwan dinyatakan sebagai bagian dari Tiongkok.

"Saya berharap dan merasa yakin bahwa masyarakat internasional akan tetap mematuhi prinsip 'Satu China', memahami dan mendukung rakyat China untuk menentang aktivitas kelompok separatis yang mendukung kemerdekaan Taiwan dan turut merealisasikan reunifikasi nasional," kata jubir Kemlu China Geng Shuang dalam pernyataan tertulis di Beijing, Minggu (12/1/2020).

Tsai, kandidat dari Partai Progresif Demokrat (DPP) yang berpasangan dengan Lai Ching Te, memenangkan pemilu pada Sabtu 11 Januari, sebagaimana diumumkan Komisi Pemilihan Umum setempat.

"Pertanyaan tentang Taiwan merupakan urusan dalam negeri China," tegas Geng.

Ia tidak mempermasalahkan apa pun yang terjadi di Taiwan karena kenyataannya di dunia hanya ada Satu China dan Taiwan bagian dari China sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.

"Pemerintah China tidak akan mengubah situasi itu dan akan memegang teguh prinsip 'Satu China' serta menentang 'Kemerdekaan Taiwan', 'Dua China', dan 'Satu China, Satu Taiwan'," ujarnya menambahkan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kemenangan Tsai Ing-wen

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (AFP)

Tsai Ing-wen yang berasal dari partai independen itu menang dengan selisih delapan juta suara dari rival utamanya, Han Kuo Yu. Han dicalonkan oleh Partai Kuomintang.

Sejumlah pengamat politik di China berpendapat bahwa kemenangan Tsai dicapai berkat dukungan dari kawula muda.

"Beberapa bulan aksi massal di Hong Kong turut memengaruhi situasi di pulau itu," kata Li Xiaobing, pakar Hong Kong, Makau, dan Taiwan dari Nankai Uninversity, Tianjin, seperti dikutip dari Global Times.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya