Liputan6.com, Jakarta Kebakaran hutan di Australia kembali menelan korban jiwa. Petugas pemadam kebakaran meninggal dunia saat bertugas di negara bagian Victoria, Australia.
Kematiannya menambah jumlah korban tewas kebakaran hutan Australia musim ini menjadi 28 orang, saat pemerintah mengerahkan layanan kesehatan mental untuk membantu mereka di wilayah yang terkena dampak.
Advertisement
"Dengan kesedihan mendalam kami membenarkan bahwa ... seorang petugas pemadam kebakaran dari Parks Victoria yang sedang menjalankan tugas di wilayah Omeo meninggal," kata Kepala Forest Fire Management Victoria Chris Hardman, Minggu (12/1/2020).
Sejak Oktober, ribuan warga Australia kembali dievakuasi ketika kebakaran dahsyat dan tak terduga menghanguskan lebih dari 10,3 juta hektar, sebuah wilayah yang setara dengan luas Korea Selatan.
Perdana Menteri Scott Morrison, yang dikritik keras oleh kubu oposisi dan kelompok lingkungan terkait penanganan kebakaran hutan dan sikapnya terhadap perubahan iklim, merilis pernyataan yang berbunyi bahwa layanan kesehatan mental akan disediakan bagi mereka yang terkena dampak kebakaran.
"Kami perlu memastikan bahwa trauma dan kebutuhan kesehatan mental warga kami didukung melalui cara yang belum kami lakukan sebelumnya," kata Morrison.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tempat Perlindungan Kanguru Jadi Ladang Pembantaian
Lapangan Glof Mallacoota seharusnya menjadi tempat untuk berlindung bagi hewan-hewan yang melarikan diri dari kebakaran hutan Australia yang dahsyat, namun kini telah menjadi ladang pembunuhan.
Dilansir dari CNN, Sabtu (11/1/2020), sekelompok kanguru berkumpul di rerumputan hijau terakhir yang tersisa setelah kebakaran hutan menghancurkan hampir 100 rumah dan ribuan hektar habitat asli di kota Victoria.
Taman nasional yang mengelilingi kota ini adalah rumah bagi satwa liar asli yang jumlahnya tak tertandingi di seluruh Australia. Api dari kebakaran hutan dengan cepat membakar dan membunuh ribuan hewan, dan bahkan mereka yang berhasil sampai di lapangan golf sering kali terluka parah.
Dokter Hewan Chris Barton (70), dengan terpaksa menyalakan senapan caliber .22 dan menembakkannya ke arah kanguru. Penembakkan ini dilakukan dengan maksud untuk melakukan eutanasia, yang merupakan metode untuk membunuh melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit. Biasanya juga digunakan dengan memberi suntikan yang mematikan.
Lebih dari 4.000 penduduk setempat dan turis harus dievakuasi melalui laut setelah kebakaran memotong akses jalan keluar dan masuk Mallacoota.
Advertisement
Akankah Kondisi Membaik?
Bagian tenggara Australia dilanda kekeringan selama tiga tahun, dengan perkiraan tidak hujan hingga April.
Kondisi tersebut telah memperburuk kebakaran yang terjadi di seluruh Australia selama berbulan-bulan, menghancurkan rumah-rumah, dan memusnahkan seluruh kota. Lebih dari 7,3 juta hektar lahan telah terbakar, yang sebagian besar berupa hutan belukar, hutan dan taman nasional, juga tempat tinggal bagi satwa liar.
Di New South Wales, para ahli ekologi memperkirakan bahwa sebanyak setengah miliar hewan mungkin telah terkena dampak kebakaran, seperti burung, reptil, serangga, katak, dan mamalia, kecuali kelelawar.
Ada kekhawatiran bahwa beberapa spesies mungkin tidak pulih, namun di tengah semua kabar menyedihkan ini, masih ada ruang untuk berharap bahwa bentang alam dan satwa liar unik Australia dapat bangkit kembali.
Ketika hujan akhirnya datang, banyak lahan semak dapat dengan cepat pulih, terutama Hutan Eucalypt, tempat koala tinggal dan mencari makan. Hamparan abu yang ditinggalkan oleh api memberikan nutrisi bagi benih pohon getah Australia yang berguna untuk bertahan hidup.
Sebagian besar tumbuh-tumbuhan yang terbakar musim panas ini secara alami akan menjadi tumbuh kembali, serta para pengasuh koala yang sudah mempersiapkana diri di Mallacoota.