Liputan6.com, Beijing Seorang ilmuwan yang menyelidiki penyebab pneumonia misterius di Tiongkok, Xu Jianguo mengemukakan, jenis virus corona baru diduga menjadi penyebabnya. Coronavirus berasal dari kata "corona" yang dalam bahasa Latin adalah "crown."
"Bahwa coronavirus jenis baru mungkin menjadi penyebab pneumonia yang sedang menjadi perbincangan. Tentunya, jenis baru ini menyedot perhatian karena berpotensi membunuh manusia," jelas Xu, dilansir Forbes, Minggu (12/1/2020).
Advertisement
Coronavirus adalah keluarga virus yang memiliki duri di permukaannya sehingga membuat mereka tampak seperti mahkota kecil.
Melansir NBC News, beberapa jenis coronavirus menyebabkan pilek. Jenis virus corona lain ditemukan pada kelelawar, unta, dan hewan lain yang telah berevolusi menjadi penyakit yang lebih parah.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Menginfeksi Manusia
Saat ini ada tujuh jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia. Jenis yang paling umum adalah 229E dan NL63, yang termasuk dalam subkelompok alfa serta OC43 dan HKU1, yang bagian subkelompok beta dari coronavirus.
Keempat jenis coronavirus di atas bukan yang paling dicemaskan. Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), mereka cenderung menyebabkan penyakit pernapasan bagian atas ringan hingga sedang.Gejala berupa flu, pilek, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan demam.
Kadang-kadang infeksi melibatkan saluran pernapasan bagian bawah, yang mengakibatkan bronkitis (radang paru-paru). Kondisi ini lebih mungkin terjadi ketika sistem kekebalan tubuh, jantung, dan paru-paru melemah.
Virus corona pada manusia yang perlu dikhawatirkan, antara lain SARS-Coronavirus (CoV), sindrom pernapasan akut parah. Ini adalah beta coronavirus yang membuat 8.098 orang sakit dan membunuh 774 di seluruh dunia selama wabah SARS pada tahun 2003.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, SARS-CoV membunuh 14 hingga 15 persen dari mereka yang terinfeksi.
Advertisement
Coronavirus yang Belum Punya Nama
Coronavirus lain yang mematikan adalah MERS-CoV, yang mengakibatkan MERS atau Middle East Respiratory Syndrome. Seperti yang dijelaskan WHO, MERS pertama kali ditemukan di Arab Saudi pada tahun 2012.
Beta coronavirus ini juga merupakan pembunuh dengan sekitar 35 persen dari pasien yang terinfeksi meninggal.
Jenis coronavirus yang ditemukan di Wuhan, Tiongkok belum memiliki nama resmi. Pada situs CDC, jenis coronavirus baru yang masih dalam penyelidikan ini masuk kategori "Novel Coronavirus 2019."
WHO menggambarkan gejala pneumonia dari coronavirus jenis baru meliputi demam. Beberapa pasien mengalami kesulitan bernapas dan pemeriksaan radiografi dada menunjukkan, lesi invasif--kerusakan jaringan--dari kedua paru-paru.