Liputan6.com, Jakarta Anda suka tidur dengan suhu kamar yang dingin? Atau justru sebaliknya? Ternyata menurut para ahli, disarankan untuk menggunakan suhu yang cocok untuk meningkatkan kualitas tidur.
Dilansir dari Health pada Senin (13/1/2020), suhu tubuh manusia akan turun secara alami ketika hendak tidur dan banyak ahli yang mengatakan bahwa manusia harus menjaga termostat antara 60 sampai 67 derajat Fahrenheit untuk membantu penurunan suhu ini. Namun, presiden Charlotteville Neurology and Sleep Medicine Di Virginia, Chris Winter, MD, mengatakan bahwa menurutnya 65 derajat Fahrenheit sudah cukup ideal.
Advertisement
"Bukan berarti 66 atau 67 derajat Fahrenheit itu mengerikan, tetapi suhu kamar yang lebih dingin biasanya cocok untuk kualitas tidur yang lebih baik," kata Winter.
Namun, beberapa orang mengatakan bahwa mereka lebih mudah tertidur saat suhu kamar mereka di angka 70 derajat Fahrenheit.
Ini mungkin ada hubungannya juga dengan ritme Circadian tubuh atau yang dikenal sebagai jam biologis setiap manusia.
Ritme Circadian adalah proses biologis yang berulang-ulang setiap hari, seperti penurunan suhu inti pada waktu tidur dan kemudian kenaikan suhu yang terjadi pada saat bangun tidur.
Penelitian telah menunjukkan bahwa suhu kamar saat tidur yang hangat dapat mengganggu regulasi suhu Circadian dengan mencegah tubuh untuk mengurangi termostat internalnya yang menyebabkan tidur nyenyak.
Meskipun begitu, menurut Winter bukan berarti harus sampai merasakan kedinginan atau menggigil setiap malam. Ia menyarankan agar termostat tetap rendah, tetapi juga menggunakan selimut apabila merasa tidak nyaman tidur dalam ruangan yang dingin.
"Jika suhu kamar Anda tidak cukup dingin, cobalah untuk meletakkan beberapa sarung bantal di lemari es dan letakkan di bantal sebelum tidur. Jika merasa tetap tenang, tubuh Anda akan mengikutinya," kata Winter.
The National Sleep Fondation juga merekomendasikan meletakkan segelas air es di samping tempat tidur agar lebih dingin.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Tentang Ritme Circadian
Seperti yang dikatakan oleh The National Sleep Fondation, ritme Circadian pada dasarnya merupakan jam internal selama 24 jam yang berjalan di latar belakang otak dan siklus antara kantuk dan kewaspadaan secara berkala. Ini juga dikenal sebagai siklus tidur atau bangun seseorang.
Ritme Circadian seseorang akan bekerja secara maksimal ketika seseorang memiliki kebiasaan tidur yang sama dari hari ke hari.
Menariknya, ritme Circadian seseorang kemungkinan akan berubah seiring bertambahnya usia dan seseorang tidak akan memiliki siklus tidur atau bangun yang sama dengan pasangan, anak, atau orangtua.
Penulis : Vina Muthi A.
Advertisement