Uni Emirat Arab Bakal Investasi di Indonesia Rp 312 T, Salah Satunya untuk Ibu Kota Baru

Persetujuan yang disampaikan Pangeran Sheikh Mohammed Bin Zayed adalah satu deal terbesar mungkin dalam sejarah Indonesia dengan Uni Emirat Arab.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Jan 2020, 11:10 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Putra Mahkota Abu Dhabi/Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan (kiri) saat kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (24/7/2019). (Willy Kurniawan/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) menyiapkan dana sebesar USD 22,8 miliar atau kurang lebih Rp ‭312,36 triliun untuk berinvestasi di Indonesia melalui Sovereign Wealth Fund.  Dalam investasi ini, UEA akan bekerja sama dengan Softbank, Jepang dan juga dari International Development Finance Corporatio (IDFC) Amerika Serikat (AS).

Kesediaan Pemerintah Uni Emirat Arab menyiapkan dana investasi yang cukup besar itu disampaikan Putra Mahkota UEA, Pangeran Sheikh Mohammed Bin Zayed (MBZ) dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Qasr Al Watan, Abu Dhabi, UEA, pada Minggu kemarin.

“Dibicarakan dari Presiden mengenai Sovereign Wealth Fund waktu tete a tete kebetulan saya ada, bahwa Crowned Prince itu berulang kali mengatakan bahwa Indonesia adalah sahabat kami yang sangat dekat," jelas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dikutip dari laman Setkab, Senin (13/1/2020).

"Dan berulang kali beliau mengingatkan bahwa Indonesia penduduk Islam terbanyak. Jadi, mereka ingin berkontribusi bagi negara Indonesia,” lanjut Luhut.

Luhut menilai, persetujuan yang disampaikan Pangeran Sheikh Mohammed Bin Zayed adalah satu deal terbesar mungkin dalam sejarah Indonesia dalam waktu singkat di negara Timur Tengah yaitu United Emirat Arab.

Dengan Sovereign Wealth Fund itu, lanjut Luhut, Uni Emirat Arab akan masuk berinvestasi dalam pembangunan Ibu Kota Baru di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Bahkan, Luhut mengemukakan, Presiden Jokowi meminta agar Pangeran Sheikh Mohammed Bin Zayed menjadi Dewan Pengarah di pembangunan Ibu Kota Baru itu.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Investasi ke Aceh

Peristiwa tsunami diabadikan dalam Museum Tsunami Aceh sekaligus sebagai sarana edukasi dan tempat perlindungan bahaya bencana alam.

Selain itu, menurut Luhut, UEA juga ingin masuk berinvestasi dalam pembangunan di Aceh. “Aceh itu mereka sangat masuk ingin masuk properti. Nah, minggu depan kami akan tadi apa perintah Presiden, Gubernur Aceh, dan tokoh-tokoh di situ untuk bicara ini karena mereka ada beberapa persyaratan itu mereka masuk,” ungkapnya.

Rencana tersebut sempat diungkapkan juga oleh adik Putra Mahkota UEA, yaitu Sheikh Hamid. Alasannya Sheikh Hamid masuk di Aceh karena jarak terbang dari Abu Dhabi itu hanya kira-kira 5 jam lebih.

“Jadi, saya pikir ini satu langkah yang hebat dan berlanjut dari ini Februari tanggal 11 di sini nanti akan berkumpul lagi MBS, MBZ, ah dan boleh dan juga mungkin Masayoshi. Nanti akan bicara lagi, lagi, lagi bicara mengenai mereka masuk ke Indonesia melalui sovereign well fund,” terang Luhut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya