Liputan6.com, Riau - Kepala pelaksana BPBD Kota Pekanbaru, Provinsi Riau Zarman Candra mengimbau masyarakat agar tetap mewaspadai kondisi cuaca ekstrem yang berpotensi bisa terbakarnya lahan. Hal ini untuk mengantisipasi bencana kabut asap seperti yang terjadi pada 2019 lalu.
"Kabut asap bisa muncul apalagi masih lahan di sejumlah wilayah di Kota Pekanbaru merupakan gambut kering dan rawan terbakar jika warga lengah atau sengaja membakar," kata Zarman Chandra kepada wartawan di Pekanbaru, dilansir Antara.
Baca Juga
Advertisement
Imbauan tersebut disampaikannya terkait catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa pada 2020, khusus di Riau diperkirakan akan terjadi musim kemarau selama tujuh bulan. Dari 12 bulan hanya lima bulan basah, selebihnya kering.
Menurut Zarman, mencermati potensi sejumlah areal lahan di Pekanbaru rawan terbakar maka warga diingatkan kembali agar tidak membuka lahan untuk perkebunan atau pertanian baru dengan cara membakar.
Ia mengatakan, jangan sampai terulang lagi aksi membakar lahan seperti terjadi di kawasan Air Hitam ini seluas 400 meter persegi pada awal tahun 2020.
"Kami mengajak masyarakat Pekanbaru untuk menaati aturan, dengan ketaatan ini maka masyarakat sudah bisa membantu upaya Pekanbaru bebas dari asap untuk tahun 2020," katanya.
Dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Zarman mengatakan terus menggiatkan patroli ke sejumlah lahan gambut yang berpotensi mudah terbakar.
Tim BPBD Kota Pekanbaru mengaku sudah melakukan upaya pemadaman di lahan tersebut. Ada lima personel melakukan proses pemadaman di kawasan itu. Lahan kosong yang terbakar juga sudah dilokalisasi guna mencegah kebakaran meluas di lahan gambut tersebut.
"Potensi kebakaran bisa muncul berkaitan juga musim kering pada 2020 diprediksi akan terjadi empat bulan pertama di awal tahun sejak Februari. Setelah itu, Kota Pekanbaru, Riau dan sekitarnya akan memasuki musim penghujan dan diprediksi kembali dilanda musim kering pada Agustus hingga Oktober 2020. Kemarauyang melanda Riau akan lebih lama dibandingkan 2019," tutur Zarman.
Akhmad Mundzirul Awwal/PNJ.