Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI), berkontribusi dalam pencapaian kembali masa keemasan migas Indonesia dengan produksi minyak 1 juta barel per hari pada 2030.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto meminta IAFMI agar meningkatkan kapasitas bisnis, kapasitas Sumber daya Manusia. Selain itu juga melihat arah ke depan agar organisasi ini dapat aktif terhadap perkembangan industri hulu migas dan memberikan kontribusinya bagi upaya peningkatan kinerja hulu migas nasional. Termasuk pencapaian target mengembalikan masa keemasan produksi minyak 1 juta barel per hari.
"Sejalan dengan transformasi hulu migas serta upaya mewujudkan Visi bersama Indonesia meraih kembali second golden era 1 million BOPD di tahun 2030, maka partisipasi IAFMI tentunya menjadi harapan bersama untuk terealisasinya impian 1 Million BOPD tersebut," kata Dwi, di Jakarta, Senin (13/1/2020).
Baca Juga
Advertisement
Dwi pun menyampaikan kembali arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar proyek hulu migas dapat memberdayakan dan meningkatkan kapasitas perusahaan nasional dan lokal serta masyarakat setempat. Dia pun mengajak IAFMI untuk berkontribusi dalam mewujudkannya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Program Prioritas
Ketua Umum IAFMI Taufik Aditiyawarman menyikapi program Pemerintah dan SKK Migas yang salah satu prioritasnya adalah meningkatkan cadangan dan produksi migas, serta visi bersama mencapai 1 juta barel per hari pada 2030. Untuk itu, IAFMI akan meningkatkan kemampuan anggotanya di bidang manajemen proyek.
Taufik pun menyebutkan, beberapa rencana ke depan IAFMI yaitu menerapkan digitalisasi sebagai pusat keunggulan, meningkatkan kualitas dan kapabilitas anggota dan akselerasi verifikasi keanggotaan.
"Saat ini sudah menjadi anggota 564 orang dan dalam proses verifikasi pendaftaran sekitar tuturnya.
Menurutnya, momentum proyek Blok Masela akan menjadi salah satu pendorong IAFMI untuk berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan. Termasuk masyarakat Maluku dalam meningkatkan kapasitas Sumber daya manusia lokal agar dapat memiliki peran dalam proyek Masela, di tataran proyek pembangunan kilang Masela dan saat beroperasi.
"Salah satu kontribusi IAFMI yang bekerjasama dengan stakeholder terkait adalah pelatihan dan sertifikasi welder dan lainnya," tandasnya.
Advertisement