Korban Banjir Bandang di Lebak Gotong Royong Bangun Jembatan Darurat

Jembatan itu menggunakan bambu serta tali seling dan hanya bisa dilintasi pejalan kaki.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jan 2020, 08:54 WIB
Satu korban banjir bandang Lebak yang terseret arus Sungai Cibeurang, Kecamatan Cipanas ditemukan meninggal dunia. (Liputan6.com/ Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Lebak - Korban banjir bandang dan tanah longsor di Desa Sukarame, Kabupaten Lebak, Banten membangun jembatan darurat secara gotong royong.

"Kita berharap pembangunan jembatan itu rampung Kamis (16/1/2020) lusa dan bisa dilintasi masyarakat setempat," kata Nana Mulyana, seorang tokoh warga Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Selasa (14/1/2020).

Dia memperkirakan pengguna jembatan darurat yang menghubungkan antardesa itu bisa mencapai ribuan orang per hari.

Kondisi jembatan tidak bisa dilintasi kendaraan roda dua, namun masyarakat bisa menitipkan sepeda motor miliknya di lokasi yang sudah disediakan sebelum melewati jembatan itu.

Jembatan itu menggunakan bambu serta tali seling dan hanya bisa dilintasi pejalan kaki.

"Namun, untuk sementara, warga yang akan menyeberang bisa menggunakan perahu karet sambil menunggu pembangunan jembatan darurat rampung," katanya seperti dikutip Antara.

Menurut dia, jembatan tersebut untuk mempermudah jarak tempuh warga. Kondisi wilayah setempat berupa perbukitan dan pegunungan.

Selain itu, kata dia, sebagai infrastruktur warga yang hendak memenuhi berbagai keperluan pemerintahan, seperti mengurus kartu keluarga ke kantor kecamatan maupun berbelanja ke Rangkasbitung.

"Kami berharap pembangunan jembatan darurat bisa bertahan satu tahun ke depan, karena lokasi itu tidak bisa dibangun jembatan permanen, sebab masuk daerah proyek Waduk Karian," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Jalan Satu-satunya

Sejumlah masyarakat Desa Sukarame mengatakan pembangunan jembatan darurat itu membantu korban banjir bandang dan longsor memenuhi berbagai kebutuhan.

Bencana alam beberapa waktu lalu itu telah mengakibatkan petmukiman warga rusak berat, sebagian rumah hanyut, dan beberapa infrastruktur rusak.

"Kami satu-satunya bisa keluar daerah melintasi jembatan darurat ini, karena jika melintasi jalan lain cukup jauh juga melintasi pegunungan dan perbukitan," kata Agus, seorang warga Desa Sukarame.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya