Distribusi Produk Pangan Diniliai Perlu Transparan

Di Indonesia sendiri, sistem pangan belum jelas peredarannya. Jalurnya sangat panjang ada tengkulak, agen-agen kecil, lalu petani.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jan 2020, 05:39 WIB
Jus jeruk | Via: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Saat makanan tersaji di meja, orang tak pernah tahu dari mana asalnya. Padahal, transparansi mengenai asal usul pangan yang dikonsumsi berguna dalam membuat keputusan bijak untuk hidup lebih sehat.

Namun, dengan teknologi, hal ini lagi-lagi bisa dikendalikan. Untuk melacak perjalanan buah jeruk ke gelas Anda, perusahaan bisa menggunakan alat yang kebanyakan orang mungkin kaitkan dengan mata uang digital bitcoin.

Selain berguna untuk mata uang digtial, blockchain juga sangat berguna untuk merekam data lain, seperti apa yang terjadi pada jeruk setelah dipanen dari kebun.

“Di Indonesia sendiri, sistem pangan kita belum jelas peredarannya. Jalurnya sangat panjang ada tengkulak, agen-agen kecil, lalu petani. Untuk memetakan perjalanan ini, dibutuhkan teknologi dan blockchain memang diciptakan untuk kasus-kasus seperti ini,” jelas Supervisory Board Asosiasi Blockchain Indonesia & Senior Consulting Partner Blocksphere.id, Pandu Sastrowardoyo, Selasa (14/1/2020).

"Blockchain membantu banyak pihak berbeda dalam sebuah rantai pasokan untuk saling percaya," ujar dia.

Sebagai contoh, supermarket besar di Belanda, Albert Heijn, mulai mengaplikasikan blockchain untuk menelusuti perjalanan jus yang mereka jual. Dengan menggunakan kode Respon Cepat atau yang lebih dikenal sebagai kode QR, konsumen dapat melihat peta perjalanan jus ke konsumen. Dalam blockchain, data dibundel bersama dalam serangkaian paket yang dikenal sebagai "blok" yang secara digital "dirantai" bersama-sama dan disimpan di banyak komputer sekaligus.

Setiap blok data dienkripsi dengan ketat sehingga tidak dapat diubah oleh siapa pun lebih lanjut di sepanjang proses. Transparansi mungkin tidak menyelesaikan setiap pertanyaan yang Anda punya, namun Pandu mengatakan bahwa, seiring waktu, Anda bisa mengharapkan bahwa hal ini akan membuat makanan menjadi lebih murah dan tentunya aman.

“Transparansi yang dipunya blockchain juga bisa membuat harga pangan lebih murah karena mencegah kebocoran-kebocoran dalam perjalanan makanan dari hulu ke hilir. Selain itu, mempermudah audit karena digital based, sehingga biaya audit bisa lebih murah dan bermanfaat pada konsumer,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya