Liputan6.com, Baghdad - Sistem militer Amerika Serikat (AS) ternyata sudah tahu pangkalannya bakal menjadi target rudal Iran pada Rabu, 8 Januari. Karena itu, dalam serangan ini tak ada Prajurit AS di pangkalan Al Asad yang menjadi korban jiwa.
AS mengetahui bakal ada serangan pada Selasa pukul 23.00, atau sekitar dua jam sebelum rudal menghantam Al Asad.
Baca Juga
Advertisement
Saat itu, Letkol AS Antoinette Chase memberi pemerintah ke prajurit di pangkalan udara Al Asad untuk melakukan lockdown. Pada 23.30, Letkol Chase memberi perintah agar prajurit berlindung di bunker, demikian laporan AP News, Selasa (14/1/2020).
Dua jam kemudian, serangan pertama Iran menghantam Al Asad pada 01.35 dini hari. Ketika dihantam, Letkol Chase menyimpulkan rudal-rudalnya diluncurkan dari Iran.
"Alasan mengapat kami bergerak pada pukul 23.30 malam adalah saat itu semua indikasi menunjukan ada sesuatu yang datang," ujar juru bicara pangkalan Al Asad, Myles Caggins.
"Skenario terburuknya, kami diberitahukan kemungkinan ada serangan rudal. Jadi kami sudah diinfokan terkait itu," ucapnya.
Caggins berkata ada lebih dari 10 rudal yang ditembakan ke Al Asad. Pangkalan mengetahui ada serangan rudal berkat sistem deteksi dini.
Presiden AS Donald Trump, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dan Menteri Pertahanan AS Mark Esper langsung pergi ke Gedung Putih ketika ada serangan di pangkalan Al Asad. Namun, Trump mengumumkan segalanya baik-baik saja via Twitter.
Militer AS juga telah melakukan bersih-bersih fasilitas militer yang hancur akibat rudal Iran. Pangkalan itu menjadi markas bagi sekitar 1.500 prajurit AS dan koalisinya yang melawan ISIS.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Reaksi Trump Usai Serangan: So Far, So Good
Presiden Donald Trump tak terdengar cemas pasca-serangan rudal Iran ke pangkalan militer negaranya di Irak. Trump berkata situasi baik-baik saja.
"Segalanya baik-baik saja! Rudal-rudal diluncurkan dari Irak ke dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak. Pemeriksaan korban dan kerusakan sedang berlangsung. So far, so good!" ujar Trump pada Selasa malam waktu Amerika Serikat.
"Kita memiliki militer paling kuat dan lengkap ketimbang di manapun di dunia. Saya akan membuat pernyataan besok pagi!" lanjut Trump di Twitter.
Pentagon mengatakan pangkalan-pangkalan militer AS di wilayah Timur Tengah sedang menaikan kewaspadaan terkait serangan-serangan Iran.
"Pangkalan-pangkalan sedang siaga tinggi karena adanya indikasi-indikasi bahwa rezim Iran berencana menyerang pasukan dan kepentingan itu di wilayah itu," jelas Pentagon.
Serangan Iran ini merupakan pembalasan atas kematian Jenderal Qasem Soleimani. Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif berkata negaranya tidak ingin menaikan ketegangan dan hanya menyerang untuk mempertahankan diri.
Advertisement
Serangan Balas Dendam
Sebelumnya dikabarkan, Iran menyerang pangkalan militer Amerika Serikat (AS) dengan lusinan rudal balistik. Target penyerangan adalah pangkalan udara Al Asad dan Erbil yang berlokasi di Irak.
Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) atau Korps Pengawal Revolusi Islam Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Penyerangan terjadi beberapa hari setelah kematian Jenderal Qasem Soleimani yang berpengaruh di Iran.
"Para prajurit di unit aerospace IGRC telah melancarkan serangan sukses dengan puluhan rudal balistik ke pangkalan militer Al Asad atas nama martir Jendereal Qasem Soleimani," ungkap pihak IGRC.
Sebelum diserang Iran, pangkalan militer Al Asad pernah dikunjungi Presiden Donald Trump dan istrinya Melania pada 2018. Keduanya datang sebagai kejutan Natal bagi prajurit AS di Irak.