BP Jamsostek Target Tarik 23,5 Juta Anggota Baru di 2020

Total peserta BP Jamsostek hingga akhir 2019 lalu terdiri dari sekitar 650 perusahaan pemberi kerja terdaftar dan sekitar 54,5 juta pekerja.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 14 Jan 2020, 13:11 WIB
Infografis Panggil Kami BP Jamsostek. (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - BPJS Ketenagakerjaan yang kini bernama BP Jamsostek menargetkan sekitar 23,5 juta tenaga kerja baru masuk dalam daftar kepesertaan pada 2020.

Direktur Kepesertaan BP Jamsostek Ilyas Lubis mengatakan, pihaknya optimis target tersebut bisa tercapai lantaran pemerintah memperhitungkan perekonomian negara di tahun ini akan membaik.

"Kita rencana memasukan tenaga kerja baru itu 23,5 juta. Kita optimis ekonomi di tahun inj lebih baik. Jadi ini semua kita ikut optimisme pemerintah dengan tingkat investasi yang masuk begitu banyak, sehingga semua diarahkan ke sana, dan itu akan membuka lapangan kerja," tuturnya di Jakarta, Selasa (14/1/2020).

Kendati begitu, Ilyas menambahkan, masuknya anggota baru ini bukan berarti akan menambah jumlah total peserta BP Jamsostek. Sebab, banyak peserta yang pola hubungan kerjanya berstatus kontrak, dan tidak jadi lanjut jadi anggota ketika masa kerjanya habis.

"Biasanya dari 23 juta yang tetap stay itu sekitar seperempatnya lah. 25-30 persen. Yang lainnya keluar masuk keluar masuk," terang dia.

Adapun jumlah total peserta BP Jamsostek hingga akhir 2019 lalu terdiri dari sekitar 650 perusahaan pemberi kerja terdaftar dan sekitar 54,5 juta pekerja.

Menurut Ilyas, perolehan tersebut turut didukung oleh pencapaian perusahaan di tahun lalu yang berhasil menarik peserta baru diatas target.

"Itu untuk 2019 kita berhasil menambah tenaga kerja itu banyak juga. 23 juta (peserta baru) lebih dari target kita 20,8 juta (orang)," pungkas Ilyas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BPJS Ketenagakerjaan Ganti Nama Jadi BP Jamsostek

BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK) kembali mencatatkan kinerja keuangan yang menggembirakan untuk tahun 2018

Dalam rangka ulang tahun BPJS Ketenagakerjaan yang ke-42, Direktur utama BPJS Agus susanto, dalam sambutannya mengumumkan bahwa  BPJS Ketenagakerjaan berganti nama menjadi BP Jamsostek, di gedung baru BP Jamsostek, Jakarta, Kamis (12/12/2019).

"Kita ada panggilan baru, ada standarisasi. Tolong panggil kami BP Jamsostek, bukan ganti nama tetapi kita memberi nama panggilan baru agar memudahkan orang memanggil BPJS Tenaga Kerja," jelas Agus.

Selain itu, menurutnya dalam ulang tahun kali ini menjadi istimewa, karena diselenggarakan di gedung baru, yakni Plaza BP Jamsostek. Selain menjadi kantor pusat, gedung tersebut juga disewakan untuk publik.

"Gedung ini adalah milik pekerja Indonesia. Kami sebagai badan juga menyewa, yang hasil sewanya kita kembalikan kepada pemilik yaitu pekerja Indonesia," kata Agus.

Di usia BP Jamsostek yang ke-42 tahun, ia menyampaikan, tentu banyak tantangan dan suka duka dalam jaminan sosial, banyak hal yang sudah dilakukan, maka dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik pekerja, stakeholder, perusahaan, maupun pemerintah.

"bisa mencapai 42 tahun perjalanan BPJS, saya kira hal itu didukung atas kerja sama semua pihak, termasuk dukungan stakeholder kami, kami memiliki 325 kantor cabang di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Meskipun, sudah ada 52 juta peserta BPJS Ketenagakerjaan yang terdaftar. Menurutnya masih jauh dibelakang Singapura dan Malaysia, maka perlu untuk meningkatkan pengelolaan, agar sesuai dengan regulasi yg ada. 


Harapan ke Depan

Direktur Perencanaan Strategis dan TI BPJS Ketenagakerjaan, Sumarjono, meninjau pelayanan di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Salemba, Jakarta, Rabu (4/5). Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka memperingati hari buruh.(Liputan6.com/Fery Pradolo)

Ia pun mengungkapkan harapannya untuk ke tahun depan. Bahwa pihaknya butuh kerja sama sinergitas dukungan dari seluruh masyarakat, stakeholder dan mitranya. Agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat indonesia.

"Kita saat ini menghasilkan sekitar Rp 400 triliun, kita targetkan tahun depan lebih dari Rp 500 triliun," kata Agus.

Selain itu, Agus suprapto juga menyampaikan sambutannya mewakili Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan professor doktor muhajid effendi.

Menurut Agus, transformasi BPJS menjadi BP Jamsostek diharapkan bisa terus meningkatlan pelayanan yang cepat, akurat, dengan memanfaatkan teknologi.

"BPJS Ketenagakerjaan punya panggilan baru BP Jamsostek, perubahan ini tidak berpengaruh pada lambang. Semoga lebih dikenal sama masyarakat dengan gantinya nama," ujarnya.

Ia pun menghimbau kepada masyarakat dan perusahaan untuk mendorong berkembangnya BP Jamsostek untuk ke depannya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya