Menakar Kelayakan Quique untuk Menangani Barcelona

Quique Setien dianggap memiliki pendekatan permainan menyerang dan ball-possesion, gaya yang selama ini melekat dnegan Barcelona sejak lama.

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 14 Jan 2020, 19:45 WIB
Quique Setien resmi menjadi pelatih Barcelona menggantikan Ernesto Valverde. (Foto: Barcelona)

Barcelona - Quique Setien resmi diangkat sebagai pelatih Barcelona. Ia masuk menggantikan Ernesto Valverde yang dipecat pada Selasa (14/1/2020).

Setien menyepakati tawaran kontrak dari Barcelona berdurasi 2,5 tahun. Pelatih berusia 61 tahun itu akan menukangi Blaugrana hingga 30 Juni 2022 mendatang.

Menurut Goal internasional, awalnya Barcelona berminat menunjuk Xavi sebagai pengganti Valverde. Namun, pelatih Al-Sadd itu menolak datang di pertengahan musim, dia hanya mau menerima tawaran itu di musim panas nanti.

Para petinggi kecewa dengan penolakan Xavi, tapi tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Setien pun diberi kontrak sampai akhir musim 2022, yang artinya menutup peluang Xavi dalam waktu dekat ini.

Mantan pelatih Real Betis ini bahkan lebih dipilih daripada pelatih Barcelona B saat ini, Francisco Garcia Pimienta. Lalu, apa yang membuat Setien begitu spesial?

Setien pernah menjadi gelandang andalan Racing Santander, klub kota kelahirannya, di mana dia menghabiskan 8 tahun, menempuh 205 penampilan dan mencetak 43 gol. Dia lalu hengkang ke Atletico Madrid dan Logrones, pensiun di Levante.

Video


Jejak Karier Setien

Quique Setien (Cristina Quicler / AFP)

Sosok 61 tahun ini memulai kariernya sebagai pelatih juga di Racing, pada tahun 2000, bersama dengan peran manajerial di Poli Ejido dan Logrones sebelum melakukan lompatan untuk melatih tim nasional Guinea Khatulistiwa.

Perjalanan karier membawa Setien ke Las Palmas, yang dia selamatkan dari degradasi di musim pertamanya. Saat itu Setien tampak menjanjikan, dia membawa Las Palmas menembus zona Eropa di musim keduanya, tapi terseok-seok menjelang akhir musim La Liga.

Pekerjaan apiknya di Las Palmas mengundang perhatian Real Betis, yang menunjuknya sebagai pelatih permanen pada tahun 2017 lalu. Di musim pertamanya, Setien mengembalikan Betis ke Eropa, yakni dengan mengamankan peringkat ke-6 klasemen akhir dan kualifikasi ke Liga Europa.

Musim kedua Setien di Real Betis dimulai dengan baik, mereka bisa melangkah sampai semifinal Copa del Rey, tapi gagal mengalahkan Valencia. Lalu, mereka pun tereliminasi dari Liga Europa di tangan Rennes.

Dua kegagalan ini membuat Betis kehilangan momentum di La Liga. Awalnya mereka bertarung menembus zona Liga Champions, tapi akhirnya justru berjuang keras hanya untuk bertahan di papan tengah. Penurunan ini akhirnya menuntun Setien ke jalan keluar, padahal dia masih menyisakan satu tahun dalam kontraknya.


Gaya Kepelatihan Cocok dengan Barcelona?

Quique Setien resmi menjadi pelatih Barcelona menggantikan Ernesto Valverde. (Dok. FC Barcelona)

Lupakan riwayat Setien, mungkin itu tidak terlalu penting bagi Barcelona. Pertanyaan besarnya: Sepak bola macam apa yang mungkin dihadirkan Setien?

Selama melatih Betis, dia mencuri perhatian karena possession-based football alias mengandalkan penguasaan bola yang menjadi ciri khas timnya. Setien sering menurunkan formasi 4-2-3-1 dan menekankan kekuatan serangan.

Bukanlah kebetulan bahwa gaya bermain favoritnya ini dianggap mirip dengan legenda Barcelona, Johan Cruyff, yang ternyata sudah lama diidolakan Setien.

"Saya ingat ketika Johan Cruyff-nya Barcelona dikenal dunia. Bermain melawan mereka dan Anda bakal menghabiskan pertandingan dengan mengejar bola. Saya berkata pada diri sendiri: 'Inilah yang saya suka. Saya ingin berada dalam tim ini dan memahami mengapa ini bisa terjadi'," ujar Setien kepada The Coaches Voice tahun 2019 lalu.

Artinya, jika mengamati ucapan Setien, sepertinya Barcelona bakal tetap mempertahankan gaya bermain yang sama, yang pernah membuat mereka berjaya di era Cruyff dan Guardiola.

"Bagaimana bisa Anda membentuk tim untuk menguasai bola secara permanen, supaya lawan terus mengejarnya sepanjang pertandingan?" kata Setien.

"Sejak saat itu, saya mulai memahami apa yang saya rasakan seumur hidup, melalui karier saya."

"Saya mulai benar-benar menonton sepak bola, untuk menganalisisnya. Untuk memahami apa yang saya rasakan dan apa yang ingin saya terapkan ketika jadi pelatih," tandasnya.

Kini, dengan sedikit bantuan takdir, Setien mendapatkan kesempatan untuk melatih klub yang melahirkan gaya bermain seperti itu. 

Sumber asli: Goal International

Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, published 14/1/2020)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya