Kenalkan Beragam Budaya Lewat Mahasiswa Asing yang Magang di Smamita Sidoarjo

Tiga mahasiswa asal Thailand akan magang selama dua bulan di SMA Muhammadiya Taman Sidoarjo, Jawa Timur.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jan 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi bekerja (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Mahasiswi asal Thailand akan magang di SMA Muhammadiyah Taman (Smaminta) Sidoarjo, Jawa Timur selama dua bulan. Penerimaan magang ini sebagai bentuk dukungan terhadap pertukaran mahasiswa yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).

Kepala Sekolah Smamita Sidoarjo Zainal Arif Fakhrudi menuturkan, untuk saat ini terdapat tiga mahasiswi asal Thailand yang akan magang selama dua bulan. Sebelumnya juga ada mahasiswa magang dari Jepang. "Tiga mahasiswi itu berasal dari Khon Khaen University, Thailand," ujar dia seperti dikutip dari Antara, Selasa (14/1/2020).

Ia mengemukakan, ketiga mahasiswi asal Thailand itu adalah Chayanee Prapchabok, Piyakamon Hluangna dan Wimonnut Riyachan. "Selama dua bulan mereka akan magang di Sidoarjo dengan rincian satu bulan pertama di Smamita dan sisanya akan belajar di Rumah Sakit Siti Khadijah," tutur dia.

Ia mengatakan, kerja sama magang mahasiswi asing itu merupakan yang ke 45 karena sebelumnya sudah banyak mahasiwa asing yang magang di SMA Muhammadiyah Taman Sidoarjo.

"Tahun 2020 ini juga ada mahasiswa asal Jepang dan juga asal Amerika Serikat yang sudah menginformasikan untuk magang di tempat kami," katanya.

Ia menuturkan, dengan ada program pertukaran pelajar mahasiswa magang tersebut bisa memberikan dampak positif terhadap para siswa. "Hal itu karena siswa kami bisa mengenal lebih luas budaya-budaya luar negeri," kata dia.

Sementara itu, Chayanee Prapchabok, salah satu mahasiswa magang itu  mengaku baru pertama kali datang ke Indonesia. "Halo apa kabar," sapanya di hadapan ratusan siswa Smamita saat melakukan penyambutan di sekolah mereka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Mahasiswa Asing Ubaya Belajar Bikin Kue Tradisional

Ilustrasi mahasiswa | Via: istimewa

Sebelumnya, sejumlah mahasiswa asing dari 12 negara mengikuti sejumlah kegiatan selama sepekan dalam rangkaian Ubaya Summer Program 2019.

Sebanyak 33 mahasiswa asing dari 12 negara yang mengikuti Ubaya Summer Program 2019 belajar membuat kue cantik manis dan timus asli Indonesia saat kegiatan Indonesian Culture Activity di kampus setempat.

"Kegiatan ini bertema When Technology Meets the Natural Beings. Kami sengaja memilih kue cantik manis dan timus karena mudah dibuat," kata Direktur Kerja sama Kelembagaan Luar Negeri Ubaya Adi Prasetyo Tedjakusuma, Kamis (5/12/2019), dikutip dari Antara.

Selain mudah dibuat, kue cantik manis yang terbuat dari tepung hunkwe dan timus dari ubi memiliki kandungan gizi yang menyehatkan bagi tubuh.

"Ubaya Summer Program merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan satu hingga dua kali setiap tahun. Mahasiswa asing diajak untuk mengenal serta belajar tentang kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia. Salah satunya dengan memperkenalkan jajanan tradisional khas nusantara," tutur dia.

Dalam rangkaian Ubaya Summer Program 2019 ini, lanjutnya, terdapat beberapa sesi yang diikuti oleh mahasiswa asing selama satu minggu di Ubaya. 

Pada 2019, kegiatan Ubaya Summer Program mengolaborasikan lima fakultas dalam memberikan materi, yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Teknobiologi, Kedokteran, serta Bisnis dan Ekonomika.

"Kami berharap setelah kegiatan ini, mahasiswa akan mempunyai pengalaman yang baik terhadap budaya yang ada di Indonesia dan membawa pulang bekal keilmuan yang dapat mereka bagikan kepada teman-temannya nanti,” ucap Adi.

 


Kata Mahasiswa Tiongkok

Sementara itu, mahasiswa asal Tiongkok, Zhang Ming, mengungkapkan kegiatan ini menjadi pengalaman pertamanya memasak.  Meskipun melihat sejumlah bahan membuat kue familiar dengan di negaranya, ia mengaku cukup kesulitan dalam memasak.

"Saya tidak terlalu suka memasak, jadinya pasti sulit. Tetapi di Tiongkok juga ada tepung hunkwe dan santan, jadi pastinya akan bisa membuatnya," ujar dia.

Selain belajar membut kue tradisional, Zhang Ming menfaku banyak melihat budaya Indonesia selama seminggu di Ubaya. Hal ini menjadi pengalaman berharga baginya karena selama ini hanya mempelajari bahasa dan budaya Indonesia melalui buku.

"Saya juga sangat suka batik. Menurut saya ini adalah pengalaman paling berharga buat saya," kata dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya