Liputan6.com, Valencia - Dalam tujuh tahun, pembalap Repsol Honda Team, Marc Marquez menjadi juara dunia sebanyak enam kali. Terbaru, pria asal Spanyol itu menjadi juara MotoGP 2019.
Kehebatan Marquez tentu membuat banyak pembalap MotoGP ingin mengalahkan, salah satunya, rider Ducati, Danilo Petrucci. Dia pun mencari jawabannya kepada Kenny Roberts, juara dunia balap motor tiga tahun beruntun, yakni pada 1978, 1979, dan 1980.
Advertisement
Dari perbincangannya dengan Kenny Roberts, yang kini berusia 68 tahun, Petrucci menemukan sebuah jawaban. Dari analisisnya, Marquez berhasil menjadi juara dunia MotoGP karena menyatu dengan motor.
"Saya sudah banyak berbicara dnegan Kenny Roberts. Dia orang pertama yang menyentuh tanah dengan lutut. Marquez sama seperti dia. Mereka benar-benar mengubah cara mengendarai motor," kata Petrucci, seperti dikutip dari Crash.
"Yang pasti, tubuhnya selalu dekat dengan tanah bila dibandingkan pembalap lain. Ketika hampir crash, mereka mampu menyelamatkan diri karena sudah menjadi satu bagian dengan motor," ujar rider MotoGP asal Italia tersebut, menambahkan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Musuh Besar Ducati
Lebih lanjut, Petrucci mengatakan, Marquez menjadi musuh besar bagi Ducati. Dalam dua musim terakhir, Marquez selalu menggagalkan usaha rider Ducati, Andrea Dovizioso menjadi juara dunia.
"Pada tahun lalu (2019), dia mampu bertarung sendirian melawan saya dan Andrea Dovizioso untuk gelar tim," kata Petrucci.
Pada MotoGP 2019, Marquez menyumbang banyak poin untuk Honda menjadi tim juara. dengan 426 poin. Sementara Ducati berada di urutan ketiga dengan 318 poin.
Advertisement
Tiga Kemenangan Ducati
Pada 2019, Ducati hanya meraih tiga kemenangan, sangat berbeda dengan 2017, di mana mereka meraih enam kemenangan, serta 2018 saat mereka meraup tujuh kemenangan.
"Marquez selalu menggerakkan batas ke depan. Sialnya, kita baru sadar kalau dia sedang mengubah era sepeda motor," ujar pria berusia 29 tahun itu mengakhiri.