Liputan6.com, Roma- Marc Marquez tak pelak lagi sudah menciptakan sebuah era di MotoGP. Tampil selama tujuh musim dengan enam gelar MotoGP, Marquez dipastikan sudah membuat era seperti Kenny Roberts.
Ya, Kenny Roberts berhasil merebut juara selama tiga musim beruntun pada 1978, 1979 dan 1980. Saat itu, Roberts memperkenalkan gaya balap lutut menyentuh tanah.
Advertisement
Sedangkan Marquez memperkenalkan gaya balap lebih radikal yaitu sikut menyentuh tangan. Tujuan Marquez yaitu untuk mencapai batas kecepatan yang diinginkan saat berada di lintasan sirkuit MotoGP.
Marc Marquez menjadi pembalap kedua setelah Roberts yang mampu juara di debutnya pada MotoGP 2013 lalu. Marquez tercatat lebih hebat karena bisa hebat baik saat menggunakan ban Bridgestone atau Michelin.
Dalam tiga musim terakhir, Andrea Dovizioso tak pelak menjadi penantang paling serius bagi Marc Marquez. Dovizioso menjadi pengintai Marquez meski musim lalu kalah jauh dari pembalap asal Katalunya tersebut di MotoGP 2019.
Pujian untuk Marquez
Pembalap Ducati, Danilo Petrucci menilai Marquez sudah mengubah gaya balap di MotoGP. Gaya khas sikut menyentuh aspal itu tak bisa ditiru pembalap lain hingga saat ini.
"Marquez selalu membalap hingga batas. Saya merasa bangga karena tidak saja bersaing dengan dia tapi Jorge Lorenzo, Valentino Rossi, Dani Pedrosa dan Casey Stoner," ujar Petrucci.
"Terkadang, saya bisa mengalahkan mereka. Tapi saya merasa mereka para juara. Dengan Marquez, kami tak begitu paham dengan gaya balapnya karena dia sudah mengubah sebuah era di MotoGP."
Advertisement
Menyatu dengan Motor
Petrucci mengatakan gaya membalap Marquez begitu unik. Gaya membalapnya bisa menghemat ban yang jadi keunggulan dibandingkan pembalap lain.
"Saat dia mulai merebahkan motornya, dia benar-benar menyatu dengan motor. Kalau Anda perhatikan fotonya dari depan, dia selalu menjadi pembalap pertama yang menyentuh aspal dengan sikut dan lutut dibandingkan pembalap lainnya," ujarnya.