Liputan6.com, Jakarta - Aksi demo menuntut diturunkannya Gubernur Anies Baswedan selesai digelar. Polisi pun mengarahkan massa memasuki kawasan Monas untuk menghindari bentrokan dengan kelompok pro Anies Baswedan.
Pantauan di lapangan, sekitar pukul 16.45 WIB, massa 'Suara Rakyat Bersatu Jakarta Bergerak' mulai meninggalkan kawasan dekat patung kuda. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto pun tampak turut mengawal massa yang pulang tersebut.
Advertisement
Heru mengatakan langkah ini dilakukan sebagai antisipasi terjadinya bentrokan antara massa demo yang berbeda pandangan tersebut jika kemudian bertemu.
"Ini kita bikin begini supaya tidak ketemu dan mudah-mudahan tidak terjadi benturan antara dua kelompok ini," kata dia, saat ditemui dalam perjalanan mengantar pendemo, Monas, Jakarta, Selasa (14/1/2020).
Pengamanan akan diberikan hingga massa sampai di tempat-tempat mereka memarkir kendaraan. Salah satunya di kawasan Stasiun Gambir.
Sementara massa yang hendak pulang dengan menggunakan KRL lewat stasiun Juanda maupun Gondangdia juga diantar dengan menggunakan mobil patroli kawasan Monas.
"Mereka ada kendaraan kok. Memang pertama datang, parkir di Gambir. Memang sudah stanby-nya di sana," imbuhnya.
Tak hanya kelompok kontra, kelompok demo pendukung Anies pun juga dikawal oleh kepolisian. Di bawah komando Wakapolres Jakarta Pusat.
"Di tempat parkir, kita yakinkan mereka keluar dengan aman. Di kelompok sana juga sudah ditungguin juga sama Wakapolres, jadi saling kita menjaga," jelas Heru.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Polisi Sebut Ada yang Sebarkan Hoaks
Aksi massa antara pendukung Anies Baswedan dan massa yang menuntut Anies diturunkan, sempat memanas. Hal tersebut ditandai dengan pergerakan dari massa pro yang mendatangi tempat massa 'Suara Rakyat Bersatu Jakarta Bergerak' melakukan aksi.
Pantauan di lapangan, kedua kelompok menjalankan aksi di tempatnya masing-masing. Kelompok pro di Balai Kota, sementara kelompok kontra di depan gerbang yang berhadapan dengan kawasan Patung Kuda, jalan Merdeka Barat.
Tiba-tiba massa pro terpantau bergerak ke arah massa kontra. Massa pro lalu memenuhi dua ruas jalan Medan Merdeka Selatan, depan Balai kota. Hal ini sempat membuat ruas jalan Medan Merdeka Selatan ditutup sementara.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto mengatakan, hal tersebut terjadi karena adanya kabar hoaks yang beredar. Meskipun demikian, dia tidak menjelaskan secara lebih rinci terkait hal itu.
"Terjadi tadi. Sempat disebar isu bahwa ada yang dipukul sehingga mereka lari semua ke kelompok sini," kata Heru, ketika ditemui, di Kawasan Monas, Jakarta, Selasa (14/1/2020).
Pergerakan massa pro kemudian dihentikan dengan barikade polisi di pertigaan dekat Wisma Antara. Selanjutnya massa pro diminta mundur, baik oleh pihak kepolisian maupun oleh koordinatornya untuk kembali ke tempat aksi.
"Tapi untung kita cepat menghalau sehingga tidak sempat terjadi pertemuan antara pro dan kontra," jelas Heru.
Dia mengakui, bahwa dalam situasi seperti aksi unjuk, memang sangat rentan dari kabar-kabar hoaks. Terkait hal tersebut, jelas dia, pun sudah disampaikan kepada massa yang menjalankan aksi.
"Kita berharap situasi seperti begini memang paling gampang untuk dipicu. Dari awal saya sudah sampaikan ke kelompok mereka tadi, hati-hati ini situasi seperti kayak begini. Kita kuatir ada yang memicu dalam bentuk hoaks, menyebar ke medsos. Itu akan sangat berbahaya," ujarnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka
Advertisement