Kontribusi Ekspor Produk UMKM Masih Rendah

Kontribusi ekspor produk UMKM sebesar 14,5 persen.

oleh Tira Santia diperbarui 14 Jan 2020, 21:24 WIB
Pengunjung melihat kerajinan dalam pameran UMKM Export BRILian Preneur 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/12/2019). Di sini pengunjung bisa berkonsultasi seputar bisnis, branding, packaging, perizinan ekspor, hingga perizinan sertifikasi halal. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mengatakan bahwa kontribusi ekspor produk UMKM masih rendah, yakni sebesar 14,5 persen.

Hal itu ia sampaikan saat mengikuti rapat kerja Komite IV Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), di Kompleks Palemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/1/2020).

Ia pun membandingkan dengan Kementerian Perindustrian, yang memang mengelola usaha besar lebih sederhana, dibandingan kementrian koperasi dan UKM yang pengelolaannya tersebar banyak, sehingga sulit untuk mengendalikannya.

“Kalau kita bandingkan dengan Kementerian perindustrian yang dikelola itu lebih sederhana, karena kelembagaannya besar-besar. Kalau UMKM ini kan kebanyakan tidak dirancang by desain untuk menyebar, usahanya banyak, sehingga kami tidak punya rentang kendali untuk mengurusi itu semua, ke depan kita harus lancar berdasarkan komunitas, sektor, cluster, berdasarkan komoditi dan wilayah,” kata Teten.

Sementara itu, ia juga diminta oleh presiden untuk fokus di sektor riil, terutama untuk ekspor dan impor, ia mengaku diberi tekanan yang lebih dibanding kementrian lain, karena di tengah kelesuan ekonomi dunia yang juga berdampak pada perekonomian nasional.

Maka, pihaknya berencana  perlu untuk mengurangi defisit,  karena impor produk luar masih jauh lebih banyak daripada ekspor produk UMKM Indonesia.

“Produk UMKM kita memang masih rendah, untuk kontribusi terhadap ekspor baru terdata 14, 5 persen. Bandingkan misalnya dengan negara-negara tetangga Malaysia sudah di atas 20 persen, Vietnam juga sudah hampir 20 persen, sementara Thailand sudah 35 persen, nah kalau dibandingkan dengan Jepang, Jepang produk ekspor nya 55 persen produk UMKM, Korea 60 persen, negara maju seperti Jerman juga sama. Yang paling tinggi ekspor UMKM yaitu negara Cina, Cina itu produk ekspor nya 70 persen adalah produk UMKM,” ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Dorong Ekspor UMKM

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memberi keterangan saat konferensi pers di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Teten menyatakan pihaknya bertekad membawa produk-produk UMKM masuk ke dalam rantai pasok global (global value chain). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kendati begitu, ia mengaku pihaknya memang didorong oleh Presiden Jokowi hingga 2024, agar menggandakan produk ekspor UMKM, dengan memperkirakan sebesar  30 persen. Ia pun akan membidik sektor-sektor mana saja yang memang memiliki potensi ekspor,  artinya ada permintaan dari luar negeri.

Lalu pemberdayaan produk UMKM akan dilakukan secara lintas sektoral melibatkan pihak ketiga, yang bertujuan agar pelaku UMKM dengan pelaku usaha besar bisa bermitra, untuk membantu mengembangkan pelaku UMKM memasuki “global value change”.

“Nah untuk menembus ekspor itu tidak mungkin UMKM berdiri sendiri, kami akan mengembangkan kemitraan dengan usaha besar terutama yang sudah masuk global value change, kemitraan ini juga penting dengan perusahaan besar dari berbagai studi UMKM, yang berkembang jadi besar itu memang UMKM yang punya kerjasama dengan perusahaan besar, atau mereka yang pernah bekerja di industri, itu akan tumbuh karena mereka sudah punya mindset industri,” pungkasnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya