Sentimen Global Mereda, Harga Emas Turun Tipis

Harga emas turun tipis pada perdagangan Selasa dipengaruhi perjanjian dagang AS-China yang akan ditandatangani.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Jan 2020, 06:30 WIB
Emas sebagai simpanan meningkat, sekali pun harga mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun pada hari Selasa menjelang penandatanganan kesepakatan perdagangan sementara AS-China yang banyak ditunggu-tunggu sekaligus mengurangi daya tarik emas.

Dikutip dari laman Cnbc, Rabu (15/1/2020), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.546,48 per ounce setelah menyentuh level terendah sejak 3 Januari di USD 1.535,63. Emas berjangka AS ditutup turun 0,4 persen pada USD 1.544,60.

“Hal utama adalah bahwa seminggu yang lalu kami memiliki Iran-AS. Berita yang menyebabkan reli emas yang cukup signifikan dan sekarang berita itu telah surut,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

“Kesepakatan AS-China juga seharusnya ditandatangani besok. Jadi, fakta bahwa dua pendorong besar untuk emas kembali turun harganya," tambah dia.

Harga emas turun dari posisi terendah mereka setelah sebuah laporan Bloomberg News mengatakan tarif AS yang menargetkan barang-barang Cina akan tetap bertahan sampai pemilihan 2020. Selain itu kedua belah pihak bersiap-siap untuk menandatangani kesepakatan perdagangan "Fase Satu".

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ketegangan AS-Iran Mereda

Aksi jual terjadi dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi China membuat harga emas turun 0,5 persen menjadi US$ 1.153,60 per ounce.

Harga emas naik ke level tertinggi dalam hampir tujuh tahun pekan lalu di tengah kekhawatiran atas potensi konflik militer AS-Iran, tetapi aksi beli ini memudar karena tidak ada peningkatan ketegangan. Analis mengatakan investor masih mengambil untung setelah lonjakan harga besar-besaran.

"Itu juga telah dicatat di pasar dana yang diperdagangkan di bursa, di mana ada beberapa pengurangan yang cukup besar sejak kami mencapai setinggi itu," kata Ole Hansen dari Saxo Bank.

Menandakan peningkatan lebih lanjut dalam ketegangan perdagangan, Departemen Keuangan AS pada Senin menjatuhkan penunjukan China sebagai manipulator mata uang, memicu optimisme pasar. Pasar ekuitas global terhenti di dekat rekor tertinggi menjelang penandatanganan kesepakatan perdagangan.

Harga konsumen AS naik sedikit kurang dari yang diharapkan pada bulan Desember dan tekanan inflasi dasar bulanan menurun, yang dapat memungkinkan bank sentral AS mempertahankan suku bunga tidak berubah setidaknya sampai tahun 2020.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya