Iran Tangkap Perekam Video Saat Pesawat Ukraina Ditembak Rudal

Kok Iran malah menahan perekam video pesawat jatuh?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Jan 2020, 13:20 WIB
Tim penyelamat membawa jasad korban jatuhnya pesawat Boeing 737-800 di Shahedshahr, Iran, Rabu (8/1/2020). Korban tewas terdiri dari 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, 4 warga Afghanistan, 3 warga Jerman, dan 3 warga Britania Raya. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Liputan6.com, Tehran - Pemerintah Iran menangkap perekam video ketika pesawat Boeing 737 milik Ukraina dihantam rudal militer. Iran mengaku tidak sengaja menembak pesawat itu. Akibatnya, 176 penumpang tewas.

Dilansir BBC, Rabu (15/1/2020), ada 30 orang yang ditahan terkait insiden penembakan itu, serta satu orang yang merekam. Presiden Iran Hassan Rouhani berkata kasus ini akan diadili pengadilan khusus.

Berikut video ketika pesawat Boeing 737 milik Ukraina ditembak:

Video itu disebar Twitter oleh aktivis Iran bernama Nariman Gharib yang berdomisili di London. Video diambil oleh warga Iran. Namun, Gharib berkata ada salah tangkap.

Pasalnya, sumber yang mengirimkan video kepadanya masih aman. Ia pun meminta agar Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau untuk turun tangan, sebab orang ada salah sangkap orang.

"Saya meminta Justin Trudeau dan Kemenlu Kanada untuk turun tangan dan meminta pejabat melepaskan salah tangkap yang ditahan. Sumber saya yang merupakan pahlawan dalam keadaan aman," ujar Nariman Gharib yang juga heran mengapa Iran mengincar perekam video.

Pesawat Ukraina dengan nomor penerbangan PS752 baru saja lepas landas dari bandara Imam Khomeini di Tehran. Awalnya, Iran mengaku pesawat jatuh karena kesalahan teknis hingga akhirnya mengaku ada salah tembak.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Selidiki Jatuhnya Pesawat Ukraina, Tim Investigasi Kanada Berangkat ke Iran

Orang-orang berdiri di antara puing-puing setelah pesawat Boeing 737 jatuh di dekat Bandara Internasional, Teheran, Iran, Rabu (8/1/2020). Seluruh penumpang pesawat maskapai Ukraina yang membawa 176 orang termasuk kru tersebut dilaporkan tewas. (ROHHOLLAH VADATI / ISNA / AFP)

Kanada telah mengumumkan akan mengirim penyelidik tambahan ke Iran setelah militer Iran secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat maskapai internasional Ukraina di dekat Tehran pekan lalu. Peristiwa tersebut menewaskan 176 orang, di mana 57 penumpang merupakan warga negara Kanada.

Sedikitnya 10 visa telah dikeluarkan Iran untuk menerjunkan tim, tiga di antaranya telah tiba di Teheran pada Minggu, 12 Januari 2020 sebagai tim pertama. 

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne dalam kicauan di akun Twitter-nya mengatakan pemerintah Kanada berharap tim yang diterjunkan sepenuhnya siap untuk melakukan tugas mereka mulai 14 Januari mendatang. Demikian dikutip dari DW Indonesia, Senin (13/1/2010).

Dewan Keselamatan Transportasi Kanada (TSB) juga mengumumkan akan menerjunkan tim penyelidik kedua yang terdiri dari para ahli di bidang pengunduhan dan analisis rekaman pesawat, "setelah kami mengkonfirmasi di mana dan kapan penyelidikan ini akan berlangsung."

Sebelumnya Iran membantah keterlibatan pasukan militer mereka setelah pesawat Boeing 737-800 milik maskapai internasional Ukraina itu jatuh pada Rabu pekan lalu (08/01). Peristiwa ini terjadi beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal ke pangkalan militer AS yang ada di Irak. Akhirnya pada Sabtu (11/01) para petinggi Iran mengaku bahwa pihaknya tidak sengaja menembak jatuh pesawat ketika melintas dekat pangkalan militer Garda Revolusi Iran.


Trudeau Sebut Iran Harus Bertanggung Jawab

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (AFP Photo)

Pada acara upacara peringatan jatuhnya pesawat Ukraina, Minggu, 12 Januari 2020, waktu setempat, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau meminta pertanggungawaban Iran dan mengatakan ia akan menunut keadilan.

"Tragedi ini seharusnya tidak pernah terjadi, dan saya ingin meyakinkan kalian bahwa kalian memiliki dukungan penuh saya di masa yang sangat sulit ini ... kalian memberi kami tujuan untuk mengejar keadilan dan pertanggungjawaban bagi kalian," ujarnya kepada massa yang berkumpul di Edmonton, Alberta, daerah asal 13 korban warga Kanada. Lebih dari 1.700 orang menghadiri acara tersebut.

"Kalian mungkin merasakan kesepian yang tak terbendung, tetapi kalian tidak sendiri," ujar Trudeau kepada keluarga dan kerabat korban. "Seluruh negeri bersamamu, malam ini, besok, dan terus di waktu-waktu mendatang.”

Trudeau juga berbicara dengan Presiden Iran Hassan Rouhani pada Sabtu lalu dan mengatakan kepada wartawan bahwa Rouhani telah berkomitmen untuk bekerja sama dengan para penyelidik dari Kanada.

Kanada bukanlah salah satu negara yang ikut menegosiasikan perjanjian nuklir Iran pada tahun 2015 silam, yang akhirnya ditolak Iran pekan lalu. Namun, Trudeau sebelumnya telah menyatakan pentingnya kelanjutan perjanjian tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya