Liputan6.com, Salamanca - Para pemain dan staf pelatih Unionistas de Salamanca CF serempak melompat kegirangan saat mengetahui hasil undian babak ketiga Copa del Rey 2019/2020. Bukan karena bertemu tim sepadan atau lebih lemah, melainkan Real Madrid, raksasa La Liga yang dihuni pemain-pemain kelas dunia.
Ruangan yang tadinya senyap tiba-tiba meledak saat pengumuman disampaikan. Tidak hanya para pemain, siapa saja yang ada di tempat itu tampak gembira seperti baru memenangkan sesuatu. Padahal pertandingan saja baru berlangsung pekan depan, antara 21, 22, atau 23 Januari 2020.
Advertisement
Carlos de la Nava ikut dalam kehebohan tersebut. Pria berusia 26 tahun itu merupakan ujung tombak Unionistas de Salamanca CF. "Ini adalah suntikan semangat bagi semua orang yang telah sukarela bekerja untuk klub. Sebab di Unionistas banyak yang berdarah-darah untuk klub, tapi tidak menerima kompensasi apapun sebagai imbalannya," kata pemain bernomor punggung 10 tersebut.
Komentar Carlos tidak berlebihan. Bagi Unionistas de Salamanca, petemuan dengan Real Madrid memang bukan melulu urusan menang-kalah. Babak 32 besar Copa del Rey nanti juga sekaligus pengakuan terhadap eksistensi tim Divisi III Liga Spanyol tersebut. Dari tim yang enam musim lalu masih bermain di lapangan berlumpur, menjadi penantang salah satu klub tersukses di dunia.
Presiden Uniontas de Salamanca, Miguel Angel Sandoval, pun ngotot agar pertandingan ini bisa berlangsung di markas mereka, Estadio Pistas del Helmantico yang hanya berkapasitas 3000 orang.
"Pertandingan ini harus digelar di Las Pistas dan Salamanca," katanya.
"Kami tidak ingin pertandingan ini (melawan Real Madrid) berlangsung di tempat lain, sebab turnamen ini memberi penghargaan kepada yang rendah hati," beber Sandoval penuh harap.
Saksikan juga video menarik di bawah ini:
Dari dan untuk Suporter
Di sepak bola Spanyol, Unionistas de Salamanca memang bukan siapa-siapa. Apalagi bila dibandingkan dengan pasukan Zinedine Zidane yang baru pulang merebut gelar juara Piala Super Spanyol 2020.
Seperti dilansir dari AS, sejarah Unionistas CF tidak bisa dilepaskan dari Unión Deportiva Salamanca. Tim ini berdiri pada 1923 lalu dililit utang hingga 23 juta euro sebelum hancur lebur pada 2013 lalu.
Di tahun yang sama, suporter UD Salamanca, berusaha membangkitkan kembali kejayaan klub. Mereka lalu gotong royong untuk mendirikan klub baru yang diberi nama Unionistas de Salamanca CF.
Pembiayaan klub juga patungan. Sebanyak 2,653 orang pun mendaftar sebagai pemilik modal. Seluruhnya berhak ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan. Sementara pengelolaan diserahkan kepada 10 orang yang sama sekali tidak digaji menurut keterang di situs klub Unionitas.
Unionistas berangkat dari divisi enam Liga Spanyol. Pada tahun 2014, tim ini bermain di kompetisi lokal Primera Provincial de Salamanca. Tahun-tahun berikutnya, tim berlogo banteng tersebut berhasil naik kasta dan akhirnya bermain di Segunda Division B-Grup 2 atau kasta ketiga di liga Spanyol.
Musim lalu, penampilan Unionistas CF tidak terlalu buruk. Mereka masih mampu terhindar dari jurang degradasi dan finis di urutan ke-9 sekaligus mendapat kesempatan untuk tampil di Copa del Rey. Sebelum bertemu Real Madrid, Unionistas CF lebih dulu menyingkirkan Deportivo de la Coruna.
Advertisement
Tim Kota Pelajar
Salamanca merupakan ibu kota provinsi Salamanca. Lokasinya berada di barat Spanyol atau sekitar 200 km dari Madrid. Kota tua di kaki bukit ini telah dinyatakan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
Selain populer lewat keindahan alamnya, Salamanca juga dikenal sebagai kota pelajar yang menghasilkan 16 persen guru-guru bahasa Spanyol. The University of Salamanca yang berdiri sejak 1218 merupakan kampus tertua di Negeri Matador dan berstatus kampus tertua ketiga di Eropa.
Real Madrid sudah tiga kali berkunjung ke Salamaca. Tim berjuluk Los Blancos itu setidaknya sudah enam kali berhadapan dengan tim-tim dari kota tersebut di mana selurunya berhasil dimenangkan.
Pertemuan pertama Real Madrid dengan tim asal Salamanca berlangsung tahun 1907. Namun lawan dihadapi bukan tim profesional, tapi para pelajar Irlandia. Tim ini dibentuk dalam waktu singkat, yakni antara 23 Maret hingga 30 Maret dan seluruh pemainnya adalah mahasiswa Saint Patrick Royal College of Irish Nobel--Kampus yang dirikan Philip II untuk mendidik pemuda Irlandia tetang ajaran katolik.
Pertandingan pertama yang diikuti klub Salamanca berlangsung tanggal 25 Maret di mana mereka kalah 0-5 dari Vizcaya. Dua hari berikutnya mereka berhasil mengalahkan Recreativo 2-0. Sehari setelahnya, mereka pun bertemu Real Madrid dan dipaksa menyerah dengan skor telak 0-5. Perjalanan tim pelajar asal Salamcan itu akhirnya benar-benar terhenti setelah kalah 1-2 melawan Celta Vigo.
Real Madrid kembali menyingkirkan tim dari Salamanca pada tahun 1943 dan 1996 dan banyak yang berharap Los Blancos kembali melakukan hal yang sama saat bertemu Unionistas CF pekan depan.