Liputan6.com, Jakarta Mengingat musim liburan sedang berjalan, bangun untuk bekerja rasanya bisa lebih sulit daripada biasanya. Apalagi jika Anda memiliki banyak acara yang ingin dilakukan bersama teman dan keluarga.
Namun para karyawan di salah satu perusahaan agensi pemasaran digital di Inggris, Audit Lab, tak perlu khawatir jika mereka merasa malas pergi ke kantor.
Advertisement
Dilansir dari laman CNBC.com, Rabu (15/1/2020), perusahaan yang berbasis di Boston, Lancashire ini telah sekitar setahun menerapkan kebijakan kerja bertajuk 'hangover day'.
Dengan kebijakan tersebut, karyawan bisa memilih bekerja dari rumah kapanpun mereka merasa malas atau bosan berada di kantor.
Direktur Audit Lab Claire Crompton menjelaskan, ia mengenalkan kebijakan tersebut saat peresmian agensi tiga tahun lalu bersama Lee Frame, dengan tujuan menarik para pekerja berusia muda.
Crompton dan Frame ingin menciptakan perusahaan dengan berbagai kebijakan khusus bagi tipe-tipe karyawan yang berbeda. Keduanya juga mengkhususkan para orangtua yang bekerja.
"Tak perlu mengawasi setiap karyawan setiap hari. Yang penting hasil kerjanya bagus dan mereka mencapai target, tak masalah jika mereka ingin tidur siang atau melakukan kegiatan lainnya," terang Crompton.
Cuti
Bahan Audit Lab juga memiliki waktu cuti yang tidak terbatas dengan waktu kerja ini dari pukul 10 pagi hingga pukul 4 sore. Ini tentu memberikan manfaat khusus bagi karyawan yang telah memiliki anak untuk mengantar anak sekolah dan mengurus anak sepulang sekolah.
"Ini agar karyawan bisa memiliki pola hidup yang seimbang antara pekerjaan dan pekerjaan," katanya.
Dengan menerapkan kebijakan tersebut, keduanya mengaku ingin memberikan situasi kerja yang fleksibel dan dirasa dapat memberikan manfaat bagi seluruh karyawan.
"Ini demi mewujudkan lingkungan kerja yang saling percaya. Faktanya dengan kebijakan ini, karyawan justru tidak menggunakannya secara berlebihan, dan tak pernah ada yang membatalkan jadwal rapat," tutur Crompton.
Sebenarnya, izin kerja fleksibel semacam ini sangat penting di dunia pemasaran. Bertemu dengan klien setelah kerja juga merupakan hal yang biasa terjadi.
Salah satu karyawan, Ellie Entwistle, merasa sistem kerja seperti ini membuat para karyawan justru merasa lebih siap saat harus bertemu dengan para klien. Itu lantaran mereka tidak berada dalam tekanan kerja di waktu kerjanya.
"Sebagai anak muda dengan banyak temanyang masih kuliah, kerja dengan shift, atau tidak bisa bepergian di Sabtu dan Minggu sudah biasa. Tapi bekerja dengan sistem seperti ini sungguh menyenangkan," tuturnya
Advertisement