6 Penyebab Stroke di Usia Muda yang Harus Diwaspadai

Stroke memang dapat menyerang usia muda dikarenakan perubahan pola hidup.

oleh Edu Krisnadefa diperbarui 16 Jan 2020, 18:45 WIB
Ilustrasi stroke (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta- Banyak orang berpendapat stroke adalah penyakit yang hanya dialami orang tua. Namun, jangan salah, anak muda juga tak lepas dari intaian penyakit berbahaya ini. Stroke memang dapat menyerang usia muda dikarenakan perubahan pola hidup.

Semakin muda usia seseorang yang mengalami stroke, maka bisa kemungkinan besar sebelumnya penderita memiliki pola hidup yang buruk seperti banyak mengonsumsi makanan cepat saji dan jarang atau tidak pernah berolahraga.

Namun, kamu yang sudah menerapkan pola hidup sehat, bukan berarti akan terhindar sepenuhnya dari stroke. Pasalnya, stroke adalah penyakit rumit yang dipengaruhi beberapa faktor, seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, dan kadar koletserol.

Untuk mengetahui apa saja penyebab stroke di usia muda, berikut Liputan6.com, telah merangkum dari berbagai sumber beberapa penyebab stroke yang terjadi di usia muda yang perlu diwaspadai.

Saksikan Video soal Stroke di Bawah Ini


Kurangnya Asupan Serat

4 Penyebab Tersering Stroke di Usia Muda

Serat tidak melulu soal pencernaan. Pada tubuh yang kekurangan serat juga berisiko megalami masalah kesehatan lainnya. Hal ini dikarenakan serat memiliki kemampuan untuk mengikat lemak dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari untuk kemudian dicerna secara sempurna.

Nah, pada tubuh yang kekurangan serat akan turut membuat kadar gula darah menjadi tidak stabil, sehingga bisa memicu munculnya penyakit diabetes. Tak hanya itu, tubuh yang kekurangan serat juga bisa meningkatkan risiko kolesterol tinggi, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan stroke.


Berat Badan Berlebih dan Kurang Berolahraga

Ilustraasi foto Liputan 6

Seseorang yang memiliki kelebihan berat badan cenderung memiliki kadar kolesterol jahat yang tinggi, sehingga risiko stroke pun meningkat.

Kurang Olahraga

Kurang berolahraga pada usia muda juga dapat memicu terjadinya penyakit kronis, seperti stroke dan diabetes. Sebaliknya, olahraga yang teratur bisa menurunkan risiko terjadinya penyakit tersebut.

Hal ini dikarenakan dengan berolahraga bisa meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), memperbaiki aliran darah, dan mengurangi kadar lemak di dalam tubuh.


Stres

Ilustrasi stres - sakit kepala - lelah (iStockphoto)

Semakin tinggi tingkat stres yang dialami seseorang maka akan semakin tinggi juga risiko penyakit jantung dan stroke yang dihadapinya. Pada amigdala (bagian pada otak), yang bertanggung jawan untuk menanggulangi stres.

Amigdala merupakan kelompok saraf yang mengatur emosi, rasa takut, kecemasan, kesenangan, dan stres. Nah, saat amigdala aktif menangani stres, hal ini akan memicu aktivitas ekstra pada sumsum tulang belakang, lalu menyebabkan peradangan di arteri. Inilah yang memungkinkan terjadinya penyakit jantung dan stroke pun meningkat.


Kebiasaan Merokok

Ilustrasi Foto Stop atau Berhenti Merokok (iStockphoto)

Memiliki kebiasaan merokok kerap mengubah kecepatan aliran darah. Ya, kecepatan aliran darah melalui pembuluh darah ke otak akan mengalami perubahan setelah merokok.

Perubahan yang terjadi secara terus-menerus ini akan mengakibatkan lapisan pembuluh darah otak memicu penyakit serebrovaskular, yang sering terjadi pada penderita stroke.


Kelainan Irama Jantung

Perut Terasa Kembung dan Irama Jantung Tidak Teratur

Penyebab Stroke di Usia MudaKelainan Irama JantungKelainan irama jantung merupakan salah satu faktor penyebab stroke di usia muda dan masih sering terabaikan. Kondisi ini disebabkan oleh adanya gangguan mikro dan struktur jantung yang bisa merupakan akibat dari serangan jantung sebelumnya.

Di usia muda, kelainan mikrostruktur diakibatkan oleh dampak dari kelainan otot jantung dan kelainan katup dinding jantung. Keluhan utamanya dari kelainan irama jantung adalah berdebar-debar.

Aliran listrik jantung yang tidak normal ini bisa menyebabkan kontraksi-relaksasi jantung tidak sinkron. Hal ini mengakibatkan timbulnya bekuan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah otak.

(Nisa Mutia Sari/Rizky Mandasari)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya