Zakat dari ASN, Kunci Keberhasilan Ganjar Kurangi Angka Kemiskinan di Jateng

BPS mencatat total warga miskin yang berhasil dientaskan selama periode Maret hingga September 2019 sebanyak 63.830 orang.

oleh stella maris pada 16 Jan 2020, 16:07 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo melihat rumah penerima bantuan program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni, Ahmad Judin bin Mawad, warga Slatri, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes (15/4)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku tak ingin mengandalkan APBD untuk mengentaskan kemisinan di daerahnya dengan optimal. Untuk membantu program pengentasan kemiskinan itu, Ganjar mengoptimalkan sejumlah potensi anggaran lainnya. 

Salah satunya adalah pemanfaatan zakat yang dibayarkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jateng. Zakat yang dihimpun oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jateng itu menjadi jurus jitu penanggulangan kemiskinan dengan cepat, selain bantuan CSR, Filantropi dan lainnya.

"Mengentaskan kemiskinan adalah tugas kita bersama. Dorongan Gubernur kepada ASN untuk mengeluarkan zakat juga menjadi salah satu penyumbang tingginya potensi zakat di Jawa Tengah," kata Ketua BAZNAS Jawa Tengah KH Ahmad Daroji, Kamis (16/1).

Daroji menerangkan, selama ini zakat dari ASN di lingkungan Pemprov Jateng mencapai Rp4,7 miliar setiap bulan. Dari dana yang terkumpul itu, digunakan untuk beberapa program pengentasan kemiskinan.

Seperti rehab rumah tidak layak huni, beasiswa bagi siswa miskin dan lain sebagainya. Bahkan saat ini, Baznas Jateng mulai mengembangkan sektor-sektor produktif seperti permodalan usaha tanpa bunga lewat Baznas Micro Finance dan lain sebagainya.

"Zakat itu utamanya kan untuk mengentaskan kemiskinan. Tetapi kalau diberikan dalam bentuk uang dan beras itu tidak mengentaskan, hanya sementara saja. Memberikan pelatihan dan memberikan modal itu baru insyaallah mereka mentas, tetapi juga harus dibimbing dengan diberikan modal dan pelatihan," jelas Daroji yang juga menjabat sebagai Ketua MUI Jawa Tengah.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total warga miskin yang berhasil dientaskan selama periode Maret hingga September 2019 sebanyak 63.830 orang. Jumlah ini menjadi yang terbanyak dari 34 provinsi di Indonesia.

Di peringkat kedua ada Jawa Timur (56.250 jiwa), disusul Nusa Tenggara Barat (30.280 jiwa).

Dihitung secara persentase, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah per September 2019 turun 0,22 persen menjadi 10,58 persen dibanding Maret 2019 sebesar 10,80 persen. Atau, penurunan jumlah penduduk miskin pada periode September 2018-September 2019 di Jawa Tengah berkurang 188.020 jiwa dari 3,867 juta menjadi 3,679 juta orang.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya