DMC, Komunitas Motor Modifikasi bagi Difabel yang Saling Menguatkan

Penyandang disabilitas pengguna motor modifikasi di Jakarta dan sekitarnya memiliki sebuah perkumpulan. Nama dari perkumpulan atau komunitas tersebut adalah Disabled Motorcycle Community atau DMC.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 17 Jan 2020, 14:01 WIB
Foto: @foodisable

Liputan6.com, Jakarta Para penyandang disabilitas pengguna motor modifikasi di Jakarta dan sekitarnya memiliki sebuah perkumpulan. Nama dari perkumpulan atau komunitas tersebut adalah Disabled Motorcycle Community atau DMC. 

Menurut pengurus divisi IT DMC, Christianto Kurniawan Chandra akrab disapa Chandra, komunitas ini berdiri sekitar tujuh atau delapan tahun lalu, sekitar 2013.

Saat ini, anggota komunitas DMC berjumlah 75 orang penyandang disabilitas. Mereka memiliki jenis motor modifikasi yang berbeda-beda. Ada yang dilengkapi bak dan ada pula yang menggunakan roda tiga. 

Chandra yang terdaftar sebagai anggota komunitas DMC generasi pertama mengatakan, komunitasnya kerap mengadakan kegiatan bersama. 

“Kegiatan rutin yang pasti touring kemudian kopi darat. Setiap tahun kami diundang ke pameran otomotif, melihat-lihat, dan dikasih tahu info tentang perkembangan mobil,” ujar Chandra ketika ditemui di Kuningan City, Jakarta Selatan, Kamis (16/1/2020).

 


Touring Sebagai Perekat Kebersamaan

Chandra, pengurus divisi IT DMC, Jakarta Selatan, (16/1/2020)

DMC dibuat dengan tujuan hiburan bagi para anggota. Setidaknya satu sampai dua kali setahun mereka melakukan touring bersama. Tempat tujuannya seperti daerah Puncak, Bogor. Bermalam di villa, atau sekadar berkumpul dan ngobrol di panti, contohnya Panti Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Dalam melakukan touring, DMC sering kali mendapatkan sponsor misal dari perusahaan oli atau ban. Touring ini juga memiliki manfaat besar. Di sana seluruh anggota dapat saling berbagi dan saling menguatkan.

Chandra memberi contoh, penguatan yang dimaksud adalah untuk penyandang disabilitas yang masih belum menerima keadaan. 

“Kita ingin mengajak sebanyak-banyaknya teman difabel untuk bangkit. Masalah fisik itu tidak usah terlalu dipikirkan. Kalau kita diberi modal oleh Allah hanya 1 sedangkan orang lain diberi modal 10, maka yang satu itu ya harus diolah, jangan diam saja,” ujarnya.

Pria yang bekerja sebagai agen asuransi ini juga berpesan, tidak ada gunanya bagi siapa pun untuk menghabiskan waktu dengan hanya diam. "Terus bangkit, berjuang, lakukan sesuatu, dan jangan diam."


Perihal SIM

Awalnya, Chandra mengaku ia sempat merasa takut ketika pertama kali mencoba motor modifikasi. Namun, lama-kelamaan ia terbiasa dan sangat terbantu.

Perihal Surat Izin Mengemudi atau SIM, Chandra dan kawan-kawan difabel tidak mengalami kesulitan yang berarti.

“Mengenai perjuangan dapatkan SIM, memang kita waktu itu dari DMC daftar secara grup untuk berangkat membuat SIM bersama tahun lalu. Di sana kami dibantu sampai tes dan juga test drive oleh petugas di sana jadi sangat dimudahkan, dan biayanya benar-benar sesuai aturan,” pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya