Arti Warna Merah Bagi Etnis Tionghoa pada Perayaan Imlek

Masyarakat Tionghoa mengaitkan warna merah menjadi warna keberuntungan, kesenangan, keberhasilan, dan pembawa nasib baik

oleh Liputan Enam diperbarui 25 Jan 2020, 13:00 WIB
Seorang pekerja membuat lentera merah menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2020 di sebuah pabrik di Wuyi, China, Kamis (26/12/2019). Beberapa keunikan pada tradisi perayaan Imlek yang masih dijalani warga Tionghoa adalah menggantung lentera merah. (Photo by STR / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Bukan Imlek namanya kalau tidak dipenuhi dengan warna merah. Perayaan Imlek di tahun 2020 jatuh pada tanggal 25 Januari. Pernak-pernik, petasan, lampion, barongsai, dan angpao dengan aksen berwarna merah  mudah ditemui saat pergantian tahun baru masyarakat Tionghoa.

Imlek diidentikkan dengan warna merah, masyarakat Tionghoa mengaitkan warna merah menjadi warna keberuntungan, kesenangan, keberhasilan, dan pembawa nasib baik.

Berdasarkan cerita di masa lampau, saat perayaan Imlek terdapat sosok monster yang meneror, menyerang, dan menculik penduduk desa di tahun baru. Monster setengah banteng dengan kepala singa takut dengan tiga hal api, kebisingan, dan warna merah.

Nian bisa dikalahkan dengan tiga hal tersebut. Sejak saat itu, warna merah dianggap sebagai warna keberuntungan saat Imlek.

Seperti yang dikatakan budayawan sekaligus peneliti, David Kwa, warna merah memiliki makna bagi masyarakat Tionghoa yang artinya lambang kebahagiaan. Perayaan Imlek dengan serba-serba warna merah, masyarakat Tionghoa percaya, pada tahun baru mereka akan mendapatkan kebahagiaan selalu.

David Kwa menjelaskan, bahwa warna merah merupakan unsur dari “yang”. Warna merah yang juga warna panas, warna matahari, api diharapkan dapat memberikan suasana kebahagiaan.

Maka dari itu, merah menjadi warna yang selalu ada dalam perayaan Imlek bagi masyarakat Tionghoa ataupun masyarakat yang merayakan Imlek.

(Nadiyah Fitriyah / PNJ)

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya