Putri Ma'ruf Amin, Nur Azizah Sebut Seleksi Calon Wali Kota Tangsel PSI Sangat Kejam

Seleksi itu digelar di Kantor DPP PSI, di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (18/1/2020).

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jan 2020, 17:41 WIB
Putri Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah hadir dalam seleksi calon Wali Kota/Wakil Wali Kota Tangerang Selatan dan Surabaya yang digelar PSI. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah menilai para panelis dalam seleksi terbuka Wali Kota/Wakil Wali Kota Tangerang Selatan dan Surabaya, yang digelar Partai Solidaritas Indonesia (PSI), sangat kejam. Seleksi itu digelar di Kantor DPP PSI, di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (18/1/2020).

Namun, dia sadar, hal ini dilakukan panelis untuk kemajuan masyarakat Tangsel ke depannya.

Azizah dicecar pertanyaan oleh para panelis seperti ‎Hamdi Muluk, Mari Elka Pangestu, Djayadi Hanan hingga Ketua Umum PSI Grace Natalie selama kurang lebih satu jam. Usai mengikuti seleksi, dia mengaku lega.

"Alhamdulilah saya lihat cukup surprise dan menarik konvensinya. Tapi memang cukup kejam, sangat kejam karena pertanyaannya mendorong kita sebagai calon untuk membawa perubahan baik bagi Tangsel," kata Azizah di lokasi, Sabtu (18/1/2020).

Dia juga menilai seleksi PSI ini sebagai forum yang memberikan ruang pada setiap kandidat.

"PSI sangat inovatif bisa membuat konvensi yang berbeda. Biasanya kan konvensi hanya formalitas. Ini cukup berbeda, kami para calon tidak hanya ditanya visi misi tapi kami digali ‎soal pandangan membangun daerah," ujar putri Ma'ruf Amin itu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Untuk Hindari Politik Uang

PSI menggelar seleksi terbuka untuk menjaring bakal calon Wali Kota/Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Sabtu (18/1/2020). (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Ketua Umum PSI Grace Natalie mengatakan, seleksi ini dimulai dari tahap wawancara terhadap peserta yang sebelumnya proses admin, daftar online, dan tulisan. Menurut dia, cara ini dipandang perlu dalam proses demokrasi guna menghindari politik uang.

"Kami di PSI bagaimana menghindar money politic, ini cara kami tawarkan undang tokoh independen duduk di pania seleksi, paparan, tanya jawab, seluruhnya disiarkan di medsos. Dari situ nilai akumulasi juri ditotal penilaian, orang enggak perlu keluarkan uang untuk dapat dukungan dari PSI," kata Grace.

PSI menggelar seleksi mulai hari ini hingga Minggu 19 Januari 2020 besok. Seleksi terbuka dalam format wawancara ini menjadi bagian dari konvensi PSI untuk Pilkada 2020 yang melibatkan sejumlah tokoh sebagai panelis independen.

Setidaknya ada 12 panelis yang dihadirkan yakni Mari Elka Pangestu, Hamdi Muluk, Faisal Basri, Bibit Samad Rianto, Sulfikar Amir, Djayadi Hanan, Sirojudin Abbas, Philips Vermonte, Iman Usman, Natalia Soebagjo, Abdilla Toha dan Ernest Prakarsa.

 

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya