Liputan6.com, Jambi - Bangunan Kelenteng Hok Tek berukuran 8x6 meter itu masih berdiri kokoh di tepi poros jalan Husni Thamrin, menghadap jembatan Sungai Maram, Kota Jambi, Provinsi Jambi. Tak ada aktivitas sama sekali, dan halaman bangunannya tertutup pagar besi.
Sekilas kalau kita menoleh ke bangunan itu tak ada istimewanya, biasa saja. Tapi siapa nyana jika bangunan tersebut didapuk sebagai klenteng pertama dan tertua, menjadi saksi bisu jejak peradaban warga etnis Tionghoa di Jambi.
Siang itu, Sabtu 18 Januari 2020, saya dan seorang kawan melihat dari dekat bangunan kelenteng. Pagar di luar bangunan yang kini telah ditetapkan menjadi cagar budaya itu tertutup rapat. Di sana tak ada empunya maupun sang juru pelihara.
Baca Juga
Advertisement
"Wah kosong, kok enggak ada yang jaga ya, enggak ada yang bisa ditanyain," kata Jaka Hendra, seorang kawan di Jambi.
Melihat dari luar, ornamen lawas masih jelas terlihat di klenteng. Atap ruangan depan berbentuk jurai dan pelana (hsuan shan). Sementara ruang utama dan samping atapnya berbentuk pelana dengan dinding tembok (ngang shan).
Kedua deretan genting pada puncak klenteng itu membentuk simbol naga bermahkota, bertanduk dan bertaring. Selain itu, dinding kiri-kanan dan atas pada pintu masuk terdapat lukisan tembok yang mengisahkan peristiwa Sam Kok dan kisah seorang Ibu menyelamatkan bayinya dari serangan perusuh jalanan.
Menurut data Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, Kelenteng Hok Tek merupakan klenteng tertua yang ada di Jambi. Hal itu didasarkan adanya bukti usia bangunan rumah ibadah. Seperti terlihat pada papan bertulis yang menyebutkan penanggalan bangunan didirikan.
Juga pada sisi lain dari papan tersebut, tertera penjelasan mengenai seorang pengembara Tionghoa yang telah memberikan sumbangan ketika berkunjung ke klenteng pada tahun 2489 Imlek (1838 M). Seratusan tahun yang lalu.
Pernah Digunakan untuk Menyembunyikan Senjata
Tak hanya menjadi jejak perdaban masuknya Tionghoa di Jambi, keberadaan Kelenteng Hok Tek itu juga menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Jambi dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia.
Masih menurut data BPCB Jambi, pada masa perjuangan melawan Belanda, bangunan ini pernah digunakan sebagai tempat menyembunyikan macam alat persenjataan yang digunakan oleh para pejuang rakyat Jambi melawan penjajah kolonial Belanda.
Setelah masa kemerdekaan RI, Kelenteng Hok Tek beberapa kali mengalami renovasi. Yakni pada tahun 1931 dan 1970. Bangunan yang berdiri sekarang ini adalah hasil renovasi terakhir pada tahun 1997.
Sejak tahun 1984 keberadaan kelenteng Hok Tek itu tidak difungsikan lagi sebagai tempat ritual atau peribadatan. Klenteng Hok Tek telah dijadikan peninggalan cagar budaya dan sejarah yang dilindungi pemerintah.
Dan sejak saat itu lah peribadatan umat Khonguchu yang tadinya digelar di Hok Tek dipindahkan ke bangunan kelenteng baru dengan ukuran besar yang diberi nama Siu San Teng, berada di kawasan Kampung Manggis, Kota Jambi.
Pemindahan itu dilakukan mengingat bangunan klenteng yang kecil, sementara umat yang beribadat jumlahnya tidak sedikit, terutama saat perayaan tahun baru Imlek.
Advertisement
Menyambut Perayaan Imlek di Siu San Teng
Kelenteng Siu Santeng merupakan satu di antara kelenteng di Kota Jambi yang akan digunakan warga keturunan Tionghoa sebagai tempat beribadat menyambut tahun baru Imlek yang jatuh pada Sabtu 25 Januari 2020.
Seperti pada perayaan imlek pada tahu-tahun sebelumnya, Kelenteng Siu San Teng yang didominasi warna merah itu akan mulai ramai dikunjungi pada Sabtu waktu dinihari. Kini sejumlah pengurus kelenteng juga telah melakukan penataan dan persiapan di setiap sudut kelenteng.
"Biasanya umat mulai beribadah Imlek di Siu San Teng ini jumlah sampai seribuan orang," kata Apong, salah seorang pengurus Kelenteng Siu San Teng yang berada di kawasan Kampung Manggis, Kota Jambi.
Dalam penyambutan tahun baru Imlek 2571 dengan Shio Tikus Logam itu, akan dilakukan berbagai ritus peribadatan. Salah satunya adalah peribadatan terhadap Dewa Tua Pek Kong. Kemudian juga ada tradisi pelepasan burung pipit yang akan digelar di halaman kelenteng.
Kemeriahan menyambut tahun baru China itu, tak hanya terjadi di kelenteng, melainkan kemeriahannya juga terasa di kawasan pecinan yang berada di Kelurahan Talang Jauh, Jelutung, Kota Jambi.
Hiasan lampion merah sudah mulai dicantelkan di teras depan rumah-rumah penduduk di pecinan. Pada hari ke-15 atau Cap Go Meh pada perayaan tahun baru Imlek, biasanya kawasan pecinan itu akan menggelar sejumlah atraksi kebudayaan etnis Tionghoa.
Saksikan video pilihan berikut ini: