Detik-Detik Tewasnya Qasem Soleimani Versi Donald Trump

Serangan drone militer AS menewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani di Bandara Irak.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jan 2020, 18:35 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (tengah) didampingi Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berbicara kepada anggota militer saat mengunjungi Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan, Kamis (28/11/2019). (AP Photo/Alex Brandon)

Liputan6.com, Florida - Serangan drone militer AS menewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani di Bandara Irak. Presiden Ameriksa Serikat (AS) Donald Trump pun menceritakan detik-detik saat serangan pesawat nirawak itu membombardir rombongan Soleimani.

Cerita itu terungkap dalam rekaman percakapan Trump di hadapan para donor Republik yang berlangsung di kediaman pribadi orang nomor satu AS itu di Florida Selatan.

Dalam sambutannya, Trump bicara saat jamuan makan malam penggalangan dana GOP, Jumat malam waktu setempat. Awalnya Trump bercerita, tewasnya Soleimani memperburuk ketegangan di wilayah tersebut. Juga menyebabkan perselisihan di kongres khususnya terkait aturan perang.

Dalam pidato yang diadakan di dalam ballroom berlapis emas di properti Mar-a-Lago itu, Donald Trump mengklaim bahwa Soleimani mengatakan hal buruk tentang Amerika.

"Mengatakan hal-hal buruk tentang negara kita," kata Trump, yang menyebabkan keputusannya untuk mengesahkan pembunuhan, dikutip dari CNN, Minggu (19/1/2020).

"Berapa banyak omong kosong ini yang harus kita dengarkan? Berapa banyak yang akan kita dengarkan?" kata Donald Trump lagi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 


Menonton dari Jauh

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjuk sambil makan bersama para tentara di Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan, Kamis (28/11/2019). Kunjungan dadakan Trump pada hari Thanksgiving tersebut mengejutkan pasukan AS yang bertugas di Afghanistan. (AP Photo/Alex Brandon)

Trump tidak menggambarkan ancaman yang akan terjadi akibat keputusannya untuk Soleimani. Sebagai gantinya, dia menggambarkan Soleimani sebagai 'teroris terkenal' yang berada di daftar teroris paling atas Amerika.

Trump menggambarkan secara terperinci, dia menonton dari jauh ketika Soleimani tiba di Bandara Internasional Baghdad. Soleimani disebut bertemu dengan pemimpin paramiliter Irak Abu Mahdi al-Muhandis, kepala Kata'ib Hezbollah.

Trump mengklaim secara keliru bahwa Soleimani bertemu kepala Hizbullah. Diketahui, kelompok militan Lebanon yang didukung Iran terpisah dari kelompok yang dipimpin oleh Abu Mahdi al-Muhandis.

Trump menceritakan kembali mendengarkan para pejabat militer ketika mereka menyaksikan serangan dari kamera-kamera yang berjarak beberapa kilometer di langit.

"Mereka bersama-sama, Pak," kata Trump mengingat para pejabat militer melaporkannya.

 


Detik-Detik

Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat menghadiri National Prayer Breakfast atau Sarapan Doa Nasional di sebuah hotel di Washington DC (8/2). (AFP Photo/Mandel Ngan)

"Pak, mereka punya dua menit dan 11 detik. Tidak ada emosi. 2 menit dan 11 detik untuk hidup, Pak," tiru Trump.

"Mereka di dalam mobil, mereka di dalam kendaraan lapis baja. Pak, mereka memiliki sekitar satu menit untuk hidup, Pak. 30 detik. 10, 9, 8..."

"Lalu tiba-tiba, boom," ucap Trump.

"Mereka pergi, Pak,"

"Aku berkata, di mana pria ini?" Trump melanjutkan. "Itu yang terakhir kudengar darinya,"

Trump mengakui hasilnya pada Jumat dan mengatakan serangan itu mengguncang dunia.

"Dia seharusnya tidak terkalahkan," kata Trump bicara tentang Soleimani.

Dalam sambutannya, Trump juga mengulangi klaim bahwa pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi berteriak sebelum meninggal, setelah serangan AS di kompleksnya.

"Dia berteriak, jadi gila," kata Trump. Pejabat AS lainnya telah menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang risalah al-Baghdadi.

Sambil bercanda, Trump mengatakan, anjing Belgia Malinois yang membantu dalam serangan Baghdadi harus mendapatkan penghargaan lebih besar ketimbang dirinya.

"Mendapat kredit lebih dari yang saya lakukan," untuk pembunuhan itu. "Anjing Conan menjadi sangat terkenal," kata Trump.

 

Reporter : Randy Ferdi Firdaus

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya