Menelusuri 4 Kelenteng di Surabaya, Ada Tertua dan Bersejarah

Saat perayaan Imlek, kelenteng tersebut akan lebih ramai dikunjungi terutama masyarakat penganut Khong Hu Chu untuk beribadah.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jan 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi Klenteng (Foto: Dok Kemdikbud)

Liputan6.com, Jakarta - Surabaya, Jawa Timur dikenal dengan wisata kota. Berbagai tujuan tempat wisata mulai dari museum, taman, taman hiburan, mal  dan lainnya dapat ditemui di kota metropolitan ini.

Meski demikian, di kota ini juga memiliki tempat wisata religi yang dapat jadi tujuan berwisata. Selain masjid, gereja, ada juga kelenteng bersejarah yang dapat dikunjungi. Salah satunya Kelenteng Hok An Kiong. Salah satu kelenteng tertua di Surabaya ini masih berdiri kokoh hingga kini Dengan keberadaan kelenteng ini juga menunjukkan beragamnya masyarakat Surabaya.

Selain itu, menjelang perayaan Imlek, mungkin momen tepat untuk jalan-jalan dan mengunjungi kelenteng. Biasanya ada ritual bersih-bersih patung jelang Imlek. Saat perayaan Imlek, kelenteng tersebut akan lebih ramai dikunjungi terutama masyarakat penganut Khong Hu Chu untuk beribadah.

Berikut sejumlah kelenteng yang ada di Surabaya, seperti dikutip dari berbagai sumber, Senin (20/1/2020):

1. Kelenteng Hok An Kiong

Kelenteng Hok An Kiong termasuk salah satu kelenteng tertua di Surabaya, Jawa Timur. Kelenteng ini didirikan sekitar 1830-an. Sebelumnya kelenteng ini disebut kelenteng coklat karena berada di Jalan Coklat, Pabean, Surabaya. Kelenteng ini tepatnya berada di Jalan Coklat Nomor 2.

Kelenteng ini dibangun berawal dari kapal-kapal saudara dari China yang sering mampir ke daerah Pabean. Kapal-kapal saudagar tersebut juga bersandar di Kalimas, terutama dekat Pabean dan Slompretan sehingga membuat ratusan awak kapal kadang beristirahat di sana. Kemudian muncul ide dari perkumpulan tersebut untuk mendirikan tempat ibadah dan istirahat untuk awak kapal tersebut. Adapun interior kelenteng ini didesain dengan gaya budaya Fujian.

2. Kelenteng Boen Bio

Kelenteng ini terletak di Jalan Kapasan Nomor 131, Kelenteng ini berdiri di daerah Kapasan Dalam pada 1883. Kelenteng Boen Bio mempunyai Sinci (Papah roh/Papan nama) khonghucu, murid-muridnya, dan pengikut-pengikutnya. Oleh karena itu, Kelenteng Boen Bio ini hanya diperuntukkan bagi penganut agama Khonghucu yang murni.

Awalnya kelenteng ini bernama Boen Tjing Soe (Wen Chang Szu). Kelenteng ini didirikan atas inisiatif Go Tik Lie dan Lo Toeng Siong yang berunding dengan Mayor The Boen Ke pada 1882. Munculnya inisiatif untuk mendirikan kelenteng ini karena pada akhir abad 19, di daerah Kapasan belum ada tempat ibadah untuk orang Tionghoa seperti yang ada di daerah Pecinan lain.

Gotik Lie dan Lo Toen Siong melakukan derma dan menghasilkan sejumlah uang. Mereka mendatangkan tukang dari Tiongkok, bangunan arsitekturnya pun bergaya Tiongkok.

Bentuk bangunan dan hiasan di dalamnya mempunyai arti dan tujuan yang bersifat simbolik yang dapat berupa harapan atau doa.

Salah satu ada tanjakan licin yang berada di pintu gerbang Kelenteng Boen Bio dan sisi-sisinya di apit dua buah tangga. Maknanya, untuk sampai di pintu tengah Boen Bio dengan menggunakan tanjakan tersebut tidak mudah, hal ini berarti manusia yang ingin menjalani kehidupan yang suci tidaklah mudah.

Melansir dari instagram @surabayasparkling, Kelenteng Boen Bio ini tidak terdapat patung dewa Buddha. Kelenteng ini juga menjadi saksi bisu pertahanan dari kejayaan Khong Hu Chu di Surabaya dan menjadi satu-satunya kelenteng khusus agama Khong Hu Chu di Asia Tenggara.

 

(Shafa Tasha Fadhila-Mahasiswa PNJ)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Kelenteng Sanggar Agung

3. Kelenteng Sanggar Agung

Kelenteng ini dikenal juga dengan sebutan Kelenteng Hong San Tang. Kelenteng ini didirikan pada 1999. Kelenteng ini terdapat gapura super besar dengan dua naga raksasa besar. Gapura tersebut menopang patung Dewi Kwan Im setinggi 20 meter.

Kelenteng ini dibangun sebagai bentuk persembahan kepada Bodhisatwa Kwan Im Laut Selatan. Di seberang kelenteng ini terdapat patung besar Buddha dengan empat wajah berdiri megah. Patung ini disebut Patung Maha Brahma atau She Min Fo. Selain itu juga terdapat patung Ganesha kecil. Lokasi patung Buddha empat wajah ini dikelilingi empat patung gajah putih dan tiga bunga teratai yang menghiasi kolam.

4. Kelenteng Hong Tek Hian

Kelenteng ini terletak di Jalan Dukuh, Surabaya Utara. Kelenteng ini juga dikabarkan salah satu kelenteng tertua di Surabaya. Di kelenteng ini pada lantai pertama terdapat altar Macko dan Kong Co. Sedangkan di lantai dua terdapat altar untuk Buddha, Dewi Kwan Im dan beberapa dewi-dewi lainnya. Kelenteng ini juga sebagai tempat untuk pertunjukkan wayang Potehi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya