Merawat Seni Debus di Surabaya

Menurut pemimpin padepokan Jamaah Resek, Irfan Riyadi atau Gus Metal, seni debus memang mengandalkan kekuatan keyakinan, kepercayaan diri hingga sugesti yang kuat.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 20 Jan 2020, 08:00 WIB
Tugu Pahlawan Merah Putih di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)

Liputan6.com, Surabaya - Kelompok yang menamakan dirinya Jamaah Resek singkatan dari Restune Sing Kuoso tetap melestarikan budaya leluhur dengan konsisten memainkan seni debus atau seni beladiri yang mempertunjukkan kekuatan kekebalan tubuh manusia tanpa rekayasa di Jalan Gubeng Klingsingan gang 5, Surabaya, Minggu, 19 Januari 2029.

Menurut pemimpin padepokan Jamaah Resek, Irfan Riyadi atau Gus Metal, seni debus memang mengandalkan kekuatan keyakinan, kepercayaan diri hingga sugesti yang kuat, dalam tubuh manusia sebenarnya memiliki kekuatan yang belum tentu manusia itu bisa menjangkaunya. 

"Dengan suntikan sugesti yang kuat, manusia biasa bisa membangkitkan kekuatan yang luar biasa dan kebal dengan benda tajam apapun. Apabila dikategorikan dalam hiburan sulap, seni debus biasanya memang erat dikaitkan dengan ilmu hipnotis," tutur dia. 

Gus Metal menyampaikan, beragam atraksi dan pertunjukkan diperlihatkan oleh Jamaah Resek, yang personilnya mayoritas mantan tukang carok, bekas pembunuh, suka tawuran namun sekarang sudah bertobat. 

"Atraksi debus yang ditampilkan mulai dari laki-laki maupun perempuan yang tidur beralaskan pecahan kaca, lalu dilindas dengan sepeda motor, melempar jarum ke tubuh para pemain debus, tubuh pemain debus dibor dengan bor listrik, hingga menyiram tangan pemain maupun penonton dengan air keras," katanya. 

Atraksi terekstrem dibawakan langsung oleh pemimpin padepokan Jamaah Resek, Gus Metal meminum air keras, yang memang diketahui apabila cairan HCL atau Hidrogen Clorida tersebut terkena kulit manusia bisa menyebabkan luka bakar hingga melepuh. 

Namun, saat Gus Metal menenggak air keras tersebut, sedikitpun tidak ada luka di bibir, tenggorokan maupun perut. Hanya sedikit batuk, karena air keras tersebut mengeluarkan bau yang cukup menyengat saat dihirup. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Tak Ada Rekayasa

Sementara itu, untuk membuktikan, pertunjukan seni debus Jamaah Resek ini tidak ada sedikipun unsur rekayasa, Gus Metal mengajak para penonton untuk merasakan sensasi debus dengan air keras. 

Salah satu penonton perempuan bernama Nanda yang akhirnya memberanikan diri maju untuk merasakan menjadi pemain debus. Gadis yang masih menempuh studi di salah satu sekolah menengah kejuruan itu diberi sugesti dan keyakinan oleh Gus Metal bahwa dirinya merupakan salah satu anggota superhero wonderwomen. 

Hanya butuh waktu beberapa detik setelah memberikan sugesti keyakinan, Gus Metal langsung mengguyurkan air keras tersebut ke tangan gadis itu dan hasilnya pun tangan penonton tersebut tidak terluka atau lecet sedikitpun. 

Menurut Nanda, saat air keras diguyur ke tangannya tidak ada rasa sakit namun hanya berasa seperti gatal tapi lama kelamaan tidak berasa apa-apa. 

"Meski saat ini seni debus mulai langka di kalangan masyarakat namun padepokan Restune Sing Kuoso ini tetap berusaha melestarikan seni debus tanpa rekayasa dan tetap abadi dan terus ada," ujar Nanda.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya