Kun Ho Kim, Pianis Cilik Tunanetra yang Pukau Ribuan Pasang Mata

Seorang anak laki-laki berjas biru memainkan piano dengan sangat lihai di Lotte Consert Hall, Soul, Korea Selatan. Namun, tak ada lembaran kunci musik di atas pianonya. Pianis cilik ini ternyata penyandang tunanetra.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Jan 2020, 16:00 WIB
Pesona Bali Open Piano Competition 2017, Menjaring Wisman Keluarga dan Berkelas

Liputan6.com, Jakarta Seorang anak laki-laki berjas biru memainkan piano dengan sangat lihai di Lotte Concert Hall, Soul, Korea Selatan. Namun, tak ada lembaran kunci musik di atas pianonya. Pianis cilik ini rupanya penyandang tunanetra.

Seperti tampak pada tayangan SBS What On Earth, bocah yang mampu menggugah hati para penonton ini bernama Kun Ho Kim. Menurut ibunya, bocah usia 10 tahun ini sudah mengalami gangguan penglihatan sejak usia tiga bulan.

“Biasanya anak-anak kalau mendengar suara “ororo” pasti langsung memandang ke sumber suara. Namun, Kun Ho tidak, kami memeriksakannya ke dokter dan ia didiagnosis mengalami tunanetra bawaan langka yang disebut Leber Amaurosis,” ujar sang ibu pada SBS What On Earth.

Sayangnya, gangguan penglihatan ini tidak dapat diobati. Dunia bocah ini gelap, matanya tak mampu menerima cahaya. Namun, ia memiliki bakat musik sejak usia 5 tahun yang diketahui tanpa sengaja.

Kun Ho mulai giat berlatih dan dalam kurun waktu tiga tahun, ia berhasil tampil di beberapa konser. Bocah berkulit putih ini sempat menjuarai perlombaan piano untuk difabel bahkan menjadi juara satu di pertandingan untuk non-disabilitas.


Cinta Itu Sulit

Foto: Tangkapan layar Youtube SBS What On Earth

Saking mahirnya, pianis cilik ini mampu memainkan lagu yang baru saja ia dengar. Tim SBS memberinya tantangan memainkan lagu My Heart Will Go On dan beberapa saat kemudian Kun Ho mampu memainkan lagu tersebut.

"Jika aku mendengar musik tiga kali, aku pikir aku bisa menghafalnya,” ujarnya.

Latihan pun dilakukan seperti demikian. Guru memainkan piano terlebih dahulu dan Kun Ho mengulanginya. "Kami mengulangi proses ini beberapa kali dan menghubungkan seluruh musik," ujar sang guru.

Kemahiran yang dimiliki tidak datang begitu saja. Latihan yang giat turut memperbaiki kemampuan. Bahkan, anak ini dapat berlatih selama 12 jam walau tanpa pendampingan sang guru.

"Aku tidak bisa berlari karena aku tidak bisa melihat. Tapi aku bisa mengekspresikan perasaan berlari dengan piano. Aku bahkan merasa bisa terbang,” katanya.

Hari itu, bocah yang telah menciptakan sebuah lagu ini memiliki jadwal konser dengan kapasitas kursi 2000 orang.  "Anehnya, aku mendapatkan kekuatan setiap kali berada di atas panggung".

Baginya piano bak mahluk hidup. Dengan piano ia bisa mengekspresikan banyak suara dan dapat mengubah emosi orang.

"Saya tidak bisa bertepuk tangan setelah melihat penampilannya karena saya sangat tersentuh,” ujar seorang penonton.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya