Bank Asal Eropa Tertarik Biayai Replanting Karet di Indonesia

Replanting karet pernah digagas pemerintah namun terkendala pendanaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jan 2020, 14:17 WIB
Pohon karet. (Foto Kementerian Pertanian)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane menyebutkan bank asal Eropa tertarik untuk melakukan replanting karet di Indonesia. Sebelumnya, replanting karet pernah digagas pemerintah namun terkendala pendanaan.

"Waktu Menko Perekonomian Pak Darmin, katanya itu, karena pemerintah dananya terbatas maka akan digunakan menjual kayunya dan hasil menjual kayu akan mensejahterakan petani," kata dia di Menara Kadin, Jakarta, Senin (20/1/2020).

Dia menyebutkan biaya untuk melakukan replanting karet cukup besar. Namun dia tidak merinci kisaran biaya tersebut.

Bank asal Eropa bersedia menjadi investor replanting karet dengan syarat kayunya menjadi milik mereka. Selain bank tersebut, telah ada juga beberapa investor yang berminat.

"Sekarang baru nih, kami dapat investor. Ada bank juga dari Eropa yang mau membiayai seluruh replanting asal kayunya dia dapat," jelas dia.

Dia mengungkapkan mereka menginginkan kayu tersebut untuk dijadikan bubuk. "Nah, jadi orang Eropa ini dia ambil kayunya, dia bayar sama petani, dia jadikan itu kaya bubuk kayu," ungkapnya.

"Replanting itu masalahnya kan kalau petani itu potong (tebang pohon) dia harus makan, disitu mahalnya, social cost-nya," dia menambahkan.

Adapun dia mengungkapkan total lahan yang akan dilakukan replanting hanya sekitar 3 juta hektare (ha). "Gak sampai 3 juta hektar lah, gak semua direplanting mungkin hanya berapa persen 20-30 persen lah," tutupnya.


1 Hektare Tanaman Karet Mampu Produksi 1.000 Liter Minyak Nabati

Pohon Karet (www.rainforest-alliance.org)

Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane menilai, karet merupakan tanaman bioenergi multiguna yang sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku bahan bakar nabati.

"Potensi Pemanfaatan karet di luar industri ban semakin terbuka lebar, pasca terbitnya beberapa kebijakan terkait penggunaan energi alternatif, pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk jenis diesel atau solar," kata Aziz dalam FGD Penerapan Teknologi Bahan Bakar Nabati, di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (20/1/2020).

Karena karet termasuk tanaman perkebunan non-pangan, yang saat ini produksinya surplus tetapi tidak semuanya terserap oleh pasar. Oleh sebab itu dibutuhkan dukungan kebijakan pemerintah agar bisa penyerapan bisa maksimal.

Ia menilai biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100 persen (B100), atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20. Begitu pun dengan pemanfaatan biji karet sebagai biodiesel sangat terbuka lebar.

Kandungan minyak di dalam daging biji karet mencapai 45,63 persen. Tanaman karet dapat menghasilkan 800 biji karet, untuk setiap pohonnya per tahun.

Pada lahan seluas 1 hektare dapat ditanami sebanyak 400 pohon karet, sehingga diperkirakan untuk luas lahan 1 hektare, dapat menghasilkan 5.050 kg biji karet  per tahun.

Perbandingan jumlah (kuantitas) minyak yang dihasilkan dari ekstraksi minyak biji karet (kering) yaitu 40-50 persen, sehingga diperkirakan setiap hektare tanaman karet, berpotensi menghasilkan 1.000 liter minyak.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya