Puncak Waringin Bakal Jadi Pusat Industri Kreatif di Labuan Bajo

Pembangunan Puncak Waringin sebagai pusat industri kreatif di Labuan Bajo ditargetkan selesai pada Desember 2020.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 20 Jan 2020, 19:02 WIB
Puncak Waringin di Labuan Bajo. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenpar/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Labuan Bajo - Rest Area Puncak Waringin yang masih dibangun, disiapkan secara khusus untuk menjadi creative hub di destinasi pariwisata super premium Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pembangunannya sedang dikebut untuk mendukung kelengkapan destinasi Labuan Bajo, NTT.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio saat kunjungan ke Labuan Bajo mendampingi Presiden Joko Widodo, Senin (20/1/2020), menjelaskan Puncak Waringin yang sedang dibangun oleh Kementerian PUPR nantinya diarahkan sebagai sebuah ruang untuk berkarya bagi talenta ekonomi kreatif setempat.

"Lokasi ini akan digunakan untuk memaksimalkan potensi masyarakat Labuan Bajo dan sekitarnya, melalui kegiatan di dalamnya seperti workshop, show case, weekly creative event, dan sebagainya," katanya, dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com.

Wishnutama juga menjelaskan, pusat industri kreatif ini juga akan menjadi destinasi wisata yang sangat menarik bagi para wisatawan. Ke depannya, usaha pengembangan ekonomi kreatif di kawasan destinasi wisata harus melibatkan pelaku kreatif daerah setempat.

"Sehingga, generasi muda di wilayah destinasi dapat memanfaatkan kreativitas mereka untuk membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya," katanya.

Wishnutama menjelaskan kehadiran pariwisata dan industri kreatif di suatu daerah mampu memberi nyawa bagi infrastruktur yang ada. "Potensi wisata bisa menjadi nilai ekonomi melalui upaya meningkatkan kualitas suvenir, musik, fotografi, kuliner, atau performing art sehingga bisa mendatangkan kesejahteraaan bagi pelaku-pelaku ekonomi kreatif," lanjutnya.

Presiden Jokowi seusai meninjau proyek Rest Area Puncak Waringin yang pembangunan kedua ditargetkan selesai pada Desember 2020 menjelaskan pembangunan infrastruktur perlu diselaraskan dengan penyiapan sumber daya manusia (SDM).

Presiden menghendaki agar masyarakat lokal turut dilibatkan dan menjadi bagian dari pembangunan yang dilakukan. Maka itu, Presiden meminta agar SDM lokal segera ditingkatkan keahlian dan kompetensinya, serta disesuaikan dengan kebutuhan industri pariwisata yang ingin dikerjakan.

Tak hanya itu, Presiden juga ingin agar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setempat tidak ditinggalkan. Ia berharap nantinya ada sebuah creative hub yang akan menggarap produk-produk lokal tersebut, baik dari sisi pengemasan, desain, harga, dan lain-lain.

"Kita harapkan nantinya tenun, kopi, kerajinan, makanan khas betul-betul bisa tumbuh dan seiring dengan itu juga atraksi budaya lokal, kesenian daerah juga harus semakin hidup dan menghidupkan area yang ada di Labuan Bajo," katanya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Disiapkan untuk G-20

Puncak Waringin di Labuan Bajo. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenpar/Dinny Mutiah)

Sebelumnya, Jokowi mengatakan bahwa hal terpenting dari pengembangan Labuan Bajo adalah karena Indonesia menyiapkannya untuk sejumlah agenda internasional. Indonesia pada 2023 akan menjadi Ketua ASEAN sekaligus Ketua G20.

"Tetapi yang paling penting juga bahwa kita ingin mempersiapkan Labuan Bajo ini untuk G20 di 2023 dan ASEAN Summit di 2023. Sehingga dalam rangka persiapan ke sana pun ini mulai direncanakan, disiapkan mulai dari sekarang," imbuhnya.

Dalam rapat koordinasi, Jokowi bersama para pejabat terkait membahas sejumlah hal teknis berkaitan dengan beberapa isu di Labuan Bajo. Untuk persoalan sampah, Presiden mengatakan, penanganan sampah akan dilakukan baik untuk sampah di laut maupun di darat.

"Yang ada di laut tadi sudah diputuskan kita akan kirim di sini kapal untuk membersihkan dan mulai Februari nanti kita juga akan bergerak ke bawah laut untuk mengambil sampah. Meskipun belum banyak, tapi harus dimulai. Jangan sampai ada sampah di Labuan Bajo," tegasnya.

Sementara, persoalan sampah di darat akan menjadi tanggung jawab Kementerian PU untuk menyiapkan incinerator. KemenPU juga akan menyiapkan tempat pembuangan akhir.

"Dan juga yang paling penting juga pendidikan masyarakat mengenai budaya sampah," tambahnya.

Terkait keluhan soal ketersediaan air baku, Presiden menyebut sudah ditambah 100 mililiter/detik. Kementerian PU juga disebutnya tengah mempersiapkan tambahan yang lebih besar lagi.

Adapun soal kelestarian lingkungan di kawasan Labuan Bajo, Presiden menyampaikan bahwa dirinya telah memerintahkan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar untuk membuat nursery yang bisa memproduksi 5-7 juta pohon setiap tahunnya.

"Nanti setiap tahun menanam segitu terus, rutin. Sudah detail sekali tadi, saya kira pembicaraan kita sudah teknis dan sangat detail sehingga semuanya yang kira-kira kita ragu semuanya sudah kita tutup," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya