Pasar Daring Bakal Genjot Omzet UMKM di Jawa Timur

Jumlah UMKM menyentuh angka 9,7 juta unit usaha di Jawa Timur.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jan 2020, 09:26 WIB
Pekerja menyelesaikan produksi kulit lumpia di rumah industri Rusun Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM terus mendongkrak UMKM dengan menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbunga cukup rendah, yakni 6 persen. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah menjadi tulang punggung ekonomi Jawa Timur. Oleh karena itu, Himpunan Pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Hipmikimdo) Jawa Timur mendorong UMKM memakai pasar daring atau online untuk genjot omzet pada 2020.

"Oleh karena itu hingga saat ini kami terus berupaya membantu para UMKM di Jawa Timur agar tidak kalah bersaing di tahun 2020, salah satunya memanfaatkan teknologi digital," kata  Ketua Dewan Perwakilan Daerah Himpunan Pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Hipmikimdo) Jawa Timur, Bambang Wahyuono di Surabaya, Jawa Timur, Senin, 20 Januari 2020, seperti mengutip Antara.

Ia mengatakan UMKM telah menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi di provinsi itu, jumlah UMKM menyentuh angka 9,7 juta unit usaha.

"Makanya kami semua sangat fokus mendorong UMKM agar bisa semakin pesat lagi pertumbuhannya, dan salah satunya melalui konsep digitalisasi disertai dengan kreativitas yang tinggi, yang jadi syarat mutlak untuk bisa menjangkau pasar lebih luas," ujar dia.

Sejak tiga bulan terakhir, kata dia, Hipmikimdo telah mengembangkan ukmpedia.online, yang yang bisa dimanfaatkan oleh semua anggota Hipmikimdo Jawa Timur untuk menjajaki pasar daring.

"Sampai sekarang belum semua anggota terdaftar ke dalam ukmpedia.online dan baru sekitar 200 UMKM. Oleh karena itu akan terus kami dorong, sebab kendalanya pelaku UMKM yang kurang paham terhadap pasar daring," kata Bambang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Mayoritas Bergerak di Bidang Kuliner

Seorang perajin menyelesaikan pembuatan sepatu di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Perbaikan harga komoditas akan mendorong daya beli yang pada akhirnya meningkatkan kebutuhan barang modal pelaku usaha. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ia mengatakan, dari semua UMKM yang telah terdaftar di laman, mayoritas bergerak di bidang kuliner dan akan terus didorong memproduksi makanan-makanan yang sedang diminati pasar, seperti makanan sehat. 

"Kami juga mendorong anggota untuk masuk pasar ekspor dan dari total 2.000  UMKM di bawah naungan Hipmikimdo, yang sudah melakukan penjualan ke luar negeri masih sangat kecil, yakni tidak sampai 10 UMKM," kata dia.

Minimnya UMKM masuk pasar ekspor, kata Bambang, salah satunya disebabkan pembiayaan. Tidak sedikit yang masih kesulitan untuk mengembangkan bisnisnya, kata dia, karena terbentur dana.

"Kami mendukung terkait rencana pemerintah yang akan mengucurkan plafon KUR sampai Rp 200 triliun, sebab kami sangat berharap itu bisa terlaksana, dampaknya pasti akan luar biasa," ujar Bambang. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya