Liputan6.com, Davos - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sepertinya tak akan menyaksikan sidang pemakzulannya langsung di Senat ataupun dari Gedung Putih. Sebab ia berada ribuan mil dari tempat tersebut, karena ia sedang melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Gunung Alpen, Swiss.
Kunjungan Trump ke wilayah Alpen Swiss bukanlah dalam rangka bermain ski, ia menghadiri pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) di Davos yang berlokasi di Alpen. Para elit negara dan tokoh penting yang menguasai roda bisnis dan ekonomi dunia juga akan hadir.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir AP News, Selasa (21/1/2020), Donald Trump rencananya akan mengunjungi Davos selama dua hari. Pihak Gedung Putih menyebut kedatangan Trump adalah bukti bahwa ia tetap bekerja meski ada gejolak politik.
"Pekerjaan presiden tidak berhenti hanya karena ada pemakzulan tipu-tipu," ujar juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham.
Rencananya, Donald Trump ingin mencari investor untuk berbisnis di AS. Dalam pemerintahannya Trump memang berfokus pada ekonomi domestik.
"Negara kita adalah yang paling hot di dunia," ujar Trump pekan lalu. "Tidak ada negara yang menyaingi. Saya akan bertemu para pemimpin bisnis di dunia, lalu mengajak mereka ke sini," ucap Trump.
Kunjungan kali ini adalah yang kedua bagi Donald Trump ke Davos. Ia berangkat pada Senin malam waktu AS dan dijadwalkan tiba pada Selasa pagi waktu setempat dan pulang pada Rabu.
Pertemuan Davos dilaksanakan pada 21 - 24 Januari. Kanselir Jerman Angela Merkel, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulazis bin Salman, dan tokoh lingkungan Greta Thunberg dijadwalkan hadir.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
50 Tahun Davos
Tahun ini Davos turut merayakan hari jadi yang ke-50. Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen memberikan ucapan selamatnya kepada Profesor Klaus Schwab, direktur WEF.
Ursula dan Klaus sama-sama berasal dari Jerman. Wanita itu memuji visi Klaus yang kritis terhadap ketergantungan Eropa terhadap bahan bakar fosil.
"Dear Klaus, selama 50 tahun kamu telah mengumpulkan orang-orang paling cemerlang di zaman ini, dan selama 50 tahun pemikiranmu selalu lebih maju dari zamanmu. Kamu selalu memiliki visi bagaimana membentuk sebuah masa depan yang lebih baik, untuk Eropa dan dunia," ujar Ursula.
Ia pun meyakini bahwa sistem ekonomi yang berkelanjutan bukanlah sekadar mimpi, sehingga manusia tidak hanya mengambil sumber daya alam dan menghasilkan polusi saja. Davos pun berperan untuk memberikan solusi bersama.
"Saya yakin bahwa sistem ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan itu suatu yang mungkin. Sudah terlalu lama umat manusia mengambil sumber daya dari lingkungan dan kemudian menghasilkan limbah dan polusi. Saya percaya kita bisa memadukan ekonomi kita dengan planet, pengembangan manusia dengan melindungi rumah kita. Tetapi kita hanya bisa melakukannya bersama," ujar Presiden Uni Eropa.
Advertisement