Liputan6.com, Jakarta - Hampir setengah miliar orang di seluruh dunia berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, dan hal ini menjebak individu-individu dalam kemiskinan serta memicu peningkatan tingkat ketidaksetaraan, demikian menurut sebuah laporan PBB.
Dilansir The Guardian, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan ketika para pemimpin dunia menyuarakan keprihatinan atas ketidaksetaraan dan krisis iklim, Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO) mengatakan lebih dari 473 juta orang di seluruh dunia tidak memiliki kesempatan kerja untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Advertisement
Selain itu, PBB juga mengatakan pengangguran global akan meningkat untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade pada tahun 2020.
Hal ini disebabkan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah di seluruh dunia dan menyebabkan jumlah orang yang kehilangan pekerjaan meningkat sekitar 2,5 juta dari 190 juta.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dipekerjakan Namun Tak Dapat Bayaran Memadai
Laporan itu muncul setelah pekan lalu, PBB mengatakan bahwa ketegangan perdagangan berisiko menyeret turunnya pertumbuhan global tahun ini.
Selain itu, dalam pengembangannya, hal tersebut juga akan menggagalkan upaya internasional untuk mengatasi kemiskinan di negara-negara berpenghasilan rendah dan mengalihkan perhatian dari tugas dekarbonisasi ekonomi dunia.
Dari populasi usia kerja, sebanyak 5,7 miliar orang di seluruh dunia, ILO menemukan sebanyak 165 juta orang dipekerjakan tetapi tidak dapat menemukan pekerjaan dengan jumlah jam bayaran yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Kemudian ILO juga menemukan 119 juta orang lainnya menyerah secara aktif dalam mencari pekerjaan atau tidak memiliki akses ke pasar pekerjaan karena situasi pribadi mereka.
Di samping mereka yang secara resmi diklasifikasikan sebagai pengangguran, sekitar 473 juta orang di planet ini pun terkena dampaknya.
Advertisement
Kehilangan Potensi Manfaat Ekonomi
Guy Ryder, direktur jenderal ILO, mengatakan. "Bagi jutaan orang biasa, semakin sulit untuk membangun kehidupan yang lebih baik melalui pekerjaan."
"Ketidaksetaraan dan pengecualian terkait pekerjaan yang substansial dan berkesinambungan mencegah mereka menemukan pekerjaan yang layak dan masa depan yang lebih baik. Hal ini adalah temuan yang sangat serius yang memiliki implikasi mendalam dan mengkhawatirkan bagi kohesi sosial."
ILO mengatakan negara-negara di seluruh dunia kehilangan potensi manfaat ekonomi dan sosial dari kumpulan besar talenta manusia.
Dalam penilaian yang jelas tentang risiko dari setengah pengangguran, dikatakan bahwa kurangnya pekerjaan yang produktif dan dibayar dengan baik membuat lebih dari 630 juta pekerja di seluruh dunia hidup dalam kemiskinan ekstrem atau sedang dengan pendapatan kurang dari $ 3,20 (£ 2,46) sehari.
Meskipun ada kecenderungan bertahap untuk mengurangi tingkat kemiskinan global, dikatakan bahwa orang-orang ini kekurangan pendapatan yang memadai untuk lolos dari kemiskinan.
Reporter: Deslita Krissanta Sibuea