Tak Disadari, Studi Ungkap Sepsis Membunuh Lebih Banyak Daripada Kanker

Sebuah studi mengungkapkan angka kematian akibat sepsis di dunia sesungguhnya cukup tinggi

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 28 Jan 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi darah. (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Penyakit sepsis mungkin bukan kondisi kesehatan yang familier bagi banyak orang. Namun, sebuah studi menemukan bahwa angka kematian akibat masalah tersebut cukup tinggi.

Dalam jurnal The Lancet yang terbit pada 16 Januari lalu, diperkirakan pada 2017, 49 juta orang menderita sepsis dan 11 juta pasien meninggal karena kondisi itu. Angka tersebut lebih besar dari kanker yang membunuh 9,6 juta orang setiap tahunnya, menurut Badan Kesehatan Dunia.

"Kami waspada ketika menemukan kematian akibat sepsis jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya," kata penulis senior studi Dr. Mohsen Naghavi seperti dilansir dari Live Science pada Selasa (21/1/2020).

Naghavi dan rekan-rekannya menemukan, di 2017, lebih dari setengah kasus sepsis terjadi pada anak-anak. Banyak di antara mereka merupaka bayi baru lahir.

"Kita perlu fokus baru pada pencegahan sepsis di antara bayi baru lahir dan penanganan resistensi antimirkoba, pendorong penting dari kondisi ini," kata profesor ilmu metrik kesehatan di University of Washington's Institute for Health Metrics and Evaluation ini.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Respon Ekstrem Terhadap Infeksi

Peredaran Darah / Sumber: iStockphoto

Centers for Disease Control and Prevention menyatakan, sepsis merupakan respon imun yang ekstrem terhadap sebuah infeksi. Hal ini menyebabkan peradangan yang lebih luas dalam tubuh.

Peradangan tersebut bisa menyebabkan pembekuan darah, pembuluh darah bocor, hingga pada kasus yang parah kegagalan organ dan kematian.

Beberapa penyebab yang paling umum antara lain diare, infeksi pernapasan, dan infeksi setelah melahirkan. Temuan baru ini didasarkan dari data jutaan kematian dan catatan medis terkait kasus sepsis di 195 negara.

Ketua penulis studi, Dr. Kristina E. Rudd dari University of Pittsburgh's Department of Critical Care Medicine menyatakan, banyak kasus sepsis dapat dicegah dengan peningkatan akses ke vaksin untuk mengurangi risiko infeksi, peningkatan sanitasi, serta pemberian nutrisi yang baik untuk ibu dan anak.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya