Liputan6.com, Jakarta - Ketimpangan sosial secara global akan kian memburuk kecuali pemerintah melakukan upaya lebih banyak lagi untuk memastikan mereka yang paling terkena dampak perubahan teknologi tidak akan disingkirkan dan dilupakan, menurut World Economic Forum (WEF).
Saat mempersiapkan pertemuan para pemimpin Davos tahunan dari dunia bisnis, politik dan keuangan, WEF mengatakan sudah waktunya untuk mengubah fakta bahwa nasib seseorang masih sangat ditentukan oleh status sosial-ekonomi mereka saat lahir. Demikian seperti dikutip dari Straits Times, Selasa (21/1/2020).
Baca Juga
Advertisement
Hasilnya, katanya, adalah bahwa masyarakat "terlalu sering mereproduksi daripada mengurangi ketidaksetaraan bersejarah."
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Ketimpangan Tengah Mengakar
Dalam Laporan Mobilitas Sosialnya, WEF mengatakan skor Eropa baik, terutama negara-negara Nordik. Jepang berada di posisi ke-15, Singapura di peringkat ke-20 dan AS di peringkat ke-27.
Laporan tersebut telah menemukan masalah yang tersebar luas dan sebagian besar negara berkinerja buruk dalam tiga metrik utama yaitu upah rendah, kurangnya perlindungan sosial dan sistem pembelajaran seumur hidup yang buruk.
Masalah-masalah yang telah berlangsung lama ini, memberi rasa ketidakadilan yang lebih lagi - bahkan ketika langkah-langkah ekonomi menunjukkan ketidaksetaraan secara luas dan menipisnya kepercayaan dengan politik.
WEF mengatakan dengan memberi setiap orang kesempatan untuk memenuhi potensi mereka tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan pribadi, tetapi juga membawa manfaat yang lebih luas dengan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Ketimpangan telah mengakar dan kemungkinan akan memburuk di tengah era perubahan teknologi," katanya.
Forum tersebut membuat sejumlah rekomendasi untuk perubahan dalam laporannya. Hal itu termasuk mengubah perpajakan pribadi dan menangani konsentrasi kekayaan, meningkatkan pendidikan untuk lebih melengkapi orang-orang di sepanjang kehidupan kerja mereka, dan lebih banyak perlindungan sosial bagi mereka yang menghadapi pergolakan di bidang industri.
Advertisement