Atraksi Bungee Jumping Babi Tuai Amarah Publik, Taman Hiburan di China Minta Maaf

Taman hiburan terkait telah menerima semua kritik.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Jan 2020, 19:40 WIB
Ilustrasi babi | Via: liputan6.com

Liputan6.com, Chongqing- Sebuah video menampilkan seekor babi sedang tergantung untuk atraksi bungee jumping setinggi 68 meter menuai kemarahan publik. Atraksi itu dilakukan sebuah taman hiburan di China Barat Daya.

Insiden itu dikabarkan terjadi pada 18 Januari lalu di taman hiburan Meixin Red Wine Town di Kota Chongqing, China barat daya.

BBC News melaporkan, babi itu telah dikirim ke tempat penyembelihan setelah acara usai.

Dengan banyaknya kritik mengenai atraksi tersebut, taman hiburan di China Barat Daya itu pun mengatakan, mereka telah menerima semua "kritik" yang mereka terima dan berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan strategi pemasaran mereka, seperti dikutip dari BBC News, Selasa (21/1/2020).

Saksikan video pilihan di bawah ini: 


PETA Mengkritik

Ilustrasi babi | Via: liputan6.com

Organisasi Perlindungan Hewan PETA menyayangkan insiden itu dengan menyebutnya sebagai "kekejaman terhadap binatang dalam kondisi terburuknya".

Jason Baker, Wakil Presiden Senior Kampanye Internasional PETA, mengatakan kepada BBC News, "Babi itu dapat merasakan rasa sakit dan ketakutan dengan cara yang sama seperti yang kita alami, dan aksi PR tersebut seharusnya bersifat ilegal."

Respons kemarahan publik di Cina pun dinilai sebagai peringatan terhadap pembuat kebijakan di Cina agar segera menerapkan undang-undang perlindungan hewan.


Telah Meminta Maaf

Ilustrasi babi | Via: istimewa

Dengan banyaknya kemarahan di internet, aksi tersebut memberikan kesadaran akan pentingnya hak-hak binatang di antara warga China.

Dengan kritik yang sudah mereka terima, taman hiburan tersebut pun sudah mengeluarkan pernyataan maaf mereka. 

"Kami dengan tulus menerima kritik dan saran dari netizen dan meminta maaf kepada publik, kami akan meningkatkan pemasaran situs kami, untuk memberikan para wisatawan layanan yang lebih baik."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya