IHSG Ditutup Melemah, Sektor Perkebunan Anjlok 1,98 Persen

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya ada tiga sektor yang menguat yaitu aneka industri, infrastruktur dan keuangan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Jan 2020, 16:15 WIB
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. IHSG dibuka menguat tetapi di tengah perdagangan mengalami tekanan.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (21/1/2020), IHSG ditutup turun tipis 6,89 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.238,15. Sementara itu, indeks saham LQ45 menguat 0,07 persen ke posisi 1.022,67.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 6.257,88 dan terendah 6.226,06.

Sebanyak 257 saham anjlok sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 145 saham menguat dan 151 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 428.472 kali dengan volume perdagangan 10,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6 triliun.

Investor asing jual saham mencapai Rp 429,7 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.658.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya ada tiga sektor yang menguat yaitu aneka industri, infrastruktur dan keuangan.

Sektor yang melemah dipimpin oleh sektor perkebunan yang anjlok 1,98 persen. Kemudian sektor kontruksi yang turun 1,17 persen dan sektor pertambangan turun 0,52 persen.

Saham-saham yang melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah diantaranya PADI yang turun 34,78 persen ke Rp 75 per lembar saham, PTIS melemah 34,35 persen ke Rp 86 per lembar saham dan AMIN turun 24,21 persen ke Rp 288 per lembar saham.

Sedangkan saham-saham yang menguat antara lain BAJA yang naik 33,85 persen ke Rp 87 per saham, GDST menguat 33,82 persen ke Rp 91 per saham dan KAYU naik 24,44 persen ke Rp 91 per saham.

 


Sesi Pembukaan

Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak dua arah pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Investor asing beli saham Rp 1,51 miliar di pasar regular.

Pada prapembukaan perdagangan, Selasa(21/1/2020), IHSG menguat 6,95 poin atau 0,1 persen ke level 6.251,99. Namun pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG turun 1,48 poin atau 0,03 persen ke level 6.244,59.

Indeks saham LQ45 juga turun 0,08 persen ke posisi 1.021,32. Seluruh indeks saham acuan bergerak di zona merah.

Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.254,67 dan terendah di 6.239,28.

Sebanyak 86 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 82 saham melemah dan 100 saham diam di tempat.

Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 21.580 kali dengan volume perdagangan 154,9 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 120 miliar. 

Investor asing beli saham Rp 1,51 miliar di pasar regular, dan posisi rupiah di angka 13.660 per Dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk hanya dua sektor yang berada di zona hijau yaitu sektor perkebunan yang naik 0,42 persen dan sektor infrastruktur yang melonjak 0,11 persen

Sedangkan sektor yang melemah dipimpin sektor industri dasar yang turun 0,53 persen. Kemudian diikuti sektor manufaktur turun 0,44 persen dan sektor konstruksi melemah 0,42 persen.

Saham-saham yang melemah diantaranya HDFA yang turun 7,58 persen ke Rp 122 per lembar saham, FITT turun 7,37 persen ke Rp 88 per lembar saham dan ZBRA melemah 11,34 persen ke Rp 86 per lembar saham.

Sementara saham-saham yang menguat namun tak mampu mendorong IHGS ke zona hijau, antara lain AMAR naik 24,44 persen menjadi Rp 560 per lembar saham, LUCK naik 11,82 persen menjadi Rp 630 per lembar saham dan FIRE menguat 10,34 persen menjadi Rp 256 per lembar saham.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya